Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
Mereka menambahkan, kampanye sosial Ben & Jerry’s tetap berjalan melalui isu-isu lain seperti peningkatan kondisi pengungsi di Inggris dan kebebasan berpendapat di Amerika Serikat.
Perselisihan keduanya sebenarnya bukan hal baru. Pada 2021, Ben & Jerry’s sempat menolak menjual produknya di wilayah pendudukan Israel, sebuah langkah yang kemudian dibatalkan Unilever dengan menjual lisensi operasinya di Israel kepada mitra lokal agar produk tetap bisa dipasarkan di Tepi Barat.
Cohen mengatakan varian rasa baru itu akan menjadi bagian dari seri es krim aktivis di bawah merek Ben’s Best, yang sebelumnya dikenal lewat rasa “Bernie’s Back” untuk mendukung kampanye politik Bernie Sanders pada 2016.
Ia juga berencana membuat varian lain yang menyoroti isu-isu yang selama ini dilarang dibicarakan oleh Unilever.
Baca Juga: Unilever Jamin Kondisi Kerja Karyawan Es Krim di Eropa Selama 3 Tahun
Sementara itu, Jerry Greenfield, rekan pendiri Ben & Jerry’s, memutuskan mundur dari perusahaan pada September lalu karena menilai kebebasan perusahaan dalam mengekspresikan misi sosialnya semakin terbatas.
“Jerry punya hati yang besar, dan konflik dengan Unilever ini mematahkannya,” ujar Cohen.
Meski demikian, Cohen menegaskan akan terus berjuang dari dalam perusahaan agar Ben & Jerry’s bisa kembali menjalankan nilai-nilai sosial yang telah menjadi fondasinya selama lebih dari empat dekade.













