Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unilever melampaui proyeksi pertumbuhan penjualan inti kuartal II-2025, didorong oleh permintaan kuat pada divisi es krim yang akan dipisahkan dari perusahaan akhir tahun 2025 ini sebagai bagian dari reorganisasi strategis.
Perusahaan menjadwalkan pemisahan bisnis es krim tersebut pada pertengahan November. Divisi ini akan beroperasi dengan nama The Magnum Ice Cream Company, dan Unilever berencana mempertahankan kurang dari 20% saham selama maksimal lima tahun ke depan.
Pada kuartal kedua, penjualan inti dari divisi es krim tumbuh 7,1%, menjadikannya kategori dengan pertumbuhan tercepat dalam grup. Unilever menyebut inovasi produk sebagai salah satu pendorong utama, termasuk peluncuran seri Magnum Utopia.
Baca Juga: Unilever Jamin Kondisi Kerja Karyawan Es Krim di Eropa Selama 3 Tahun
Unilever juga mengonfirmasi bahwa Peter ter Kulve akan memimpin bisnis es krim yang mencakup merek-merek utama seperti Magnum, Ben & Jerry's, Cornetto, dan Wall's.
Selama setahun terakhir, Unilever telah melakukan berbagai langkah restrukturisasi untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan margin, termasuk pemangkasan tenaga kerja dan pergantian posisi CEO.
Perusahaan mempertahankan proyeksi kinerja tahunan dan mencatatkan pertumbuhan penjualan dasar sebesar 3,8% pada kuartal kedua yang berakhir 30 Juni, lebih tinggi dari estimasi analis sebesar 3,6%.
Capaian ini melampaui para pesaing utama seperti Procter & Gamble dan Nestle. Procter & Gamble memperingatkan bahwa hasil tahunan mereka kemungkinan di bawah ekspektasi, sementara Nestle gagal mencapai target volume penjualan semester pertama akibat penghematan belanja konsumen.
Selain es krim, kinerja Unilever pada paruh pertama tahun ini turut ditopang oleh produk-produk seperti sabun mandi Dove, minuman elektrolit Liquid I.V., dan deterjen Wonder Wash. Penjualan di kawasan Eropa dan Amerika Utara juga menunjukkan performa yang solid.
Baca Juga: Unilever Bakal Spin Off Unit Es Krim dan Catatkan Saham di Amsterdam
"Kami melakukan investasi besar pada mitra ritel utama di Amerika Serikat, dan hasilnya menunjukkan bahwa strategi investasi kami berjalan efektif," ujar CEO Fernando Fernandez dalam sesi konferensi dengan para analis.
Pelaksana Tugas Kepala Keuangan, Srinivas Phatak, menyatakan bahwa panduan kinerja tahun 2025 telah memperhitungkan dampak tarif terhadap biaya pengemasan dan bahan baku.
Namun demikian, arus kas bebas perusahaan turun 50% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1,1 miliar euro pada semester pertama.
Penurunan ini disebabkan oleh perubahan dalam rantai pasok, ketidakpastian tarif, serta biaya terkait pemisahan divisi es krim.
Harga saham Unilever tercatat nyaris tidak berubah pada perdagangan Kamis.