kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Shutdown AS Ganggu Rencana Unilever Lepas Bisnis Es Krim Magnum


Rabu, 22 Oktober 2025 / 19:54 WIB
Shutdown AS Ganggu Rencana Unilever Lepas Bisnis Es Krim Magnum
ILUSTRASI. Rencana Unilever untuk memisahkan bisnis es krim Magnum harus tertunda akibat shutdown pemerintahan AS yang masih berlangsung.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - LONDON. Rencana Unilever untuk memisahkan bisnis es krim Magnum harus tertunda akibat penutupan (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang masih berlangsung.

Langkah ini menjadi contoh terbaru dari gangguan bisnis global akibat kebuntuan politik di Washington.

Unilever, produsen Dove dan Hellmann’s, menyatakan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) belum dapat mengesahkan dokumen pendaftaran yang dibutuhkan agar saham The Magnum Ice Cream Company bisa diperdagangkan di Bursa Efek New York.

Semula, Unilever menjadwalkan pencatatan perdana saham Magnum pada 10 November di Amsterdam, disusul pencatatan sekunder di New York dan London.

Dalam restrukturisasi ini, Unilever akan tetap memiliki 19,9% saham di bisnis es krim yang juga mencakup merek Ben & Jerry’s dan Cornetto.

Baca Juga: Konflik Meruncing, Pendiri Ben & Jerry’s Desak Merek Es Krim Dipisahkan dari Unilever

Penundaan tersebut menyoroti dampak ekonomi dari penutupan pemerintahan AS yang sudah berlangsung tiga minggu. Kondisi ini telah menghambat proses IPO, mengganggu sektor penerbangan, dan diperkirakan merugikan perekonomian AS hingga US$ 15 miliar per minggu.

Perusahaan energi hijau asal Korea Selatan, DeepGreenX Group, bahkan menarik rencana pencatatan saham di AS karena tidak bisa berkomunikasi dengan staf SEC selama masa shutdown.

Pelepasan unit es krim Magnum menjadi ujian bagi minat investor terhadap produk tinggi gula di pasar AS, saat pemerintahan Presiden Donald Trump tengah menggaungkan kampanye “Make America Healthy Again.”

Analis menilai pemisahan bisnis ini akan menguntungkan kedua pihak, Unilever dan Magnum karena memungkinkan fokus yang lebih tajam pada masing-masing segmen bisnis.

Baca Juga: Unilever Catat Pertumbuhan Penjualan Kuartalan di Atas Ekspektasi

Unilever menyebut persiapan pemisahan tetap berjalan baik dan berkomitmen menuntaskannya tahun ini. Saham Unilever tercatat turun 0,8% pada Selasa (21/10/2025), sedikit tertinggal dari pesaingnya.

“Kami tidak terlalu khawatir dengan penundaan ini,” ujar Anna Farmbrough, Manajer Portofolio di Ninety One, salah satu investor Unilever. 

“Yang terpenting bukan waktu pencatatan, melainkan kualitas bisnis dan prospek pertumbuhan jangka panjangnya.”

Pasar IPO AS Terhenti

Selama shutdown, SEC menghentikan seluruh proses peninjauan IPO. Meski sempat memberi kelonggaran awal bulan ini, sebagian besar perusahaan tetap tak bisa melanjutkan proses pencatatan tanpa persetujuan resmi regulator.

Biasanya, perusahaan dilarang melantai di bursa selama pemerintah tidak memiliki anggaran operasional karena pejabat SEC tidak dapat memeriksa dan mengesahkan dokumen pendaftaran.

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa kebuntuan politik di Washington bisa memperlemah pasar IPO.

Baca Juga: Unilever Andalkan AI dan Influencer untuk Bikin Produk Sabun Jadi Viral

Sebagian perusahaan sebenarnya bisa melanjutkan pencatatan secara otomatis dengan mengatur harga IPO 20 hari sebelum peluncuran tanpa menunggu tinjauan SEC. Namun, langkah ini berisiko tinggi karena berpotensi menimbulkan kesalahan atau kekurangan informasi dalam dokumen publik.

Meski tertunda, Unilever tetap menggelar rapat umum pemegang saham pada Selasa, di mana mayoritas pemegang saham menyetujui rencana konsolidasi modal. Namun, jadwal implementasinya juga akan disesuaikan menyusul penundaan akibat shutdown pemerintah AS.

Selanjutnya: Penyaluran Kredit UMKM di Perbankan Makin Melemah pada September 2025

Menarik Dibaca: Bunda Clinic MRT Dukuh Atas Diresmikan, Fokus Pada Vaksinasi dan Wellness




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×