kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dibutuhkan segera: Gubernur Bank Sentral Jepang


Jumat, 15 Februari 2013 / 11:33 WIB
Dibutuhkan segera: Gubernur Bank Sentral Jepang
ILUSTRASI. Mengenal Hustle Culture, sebuah budaya gila kerja yang bisa ganggu kesehatan mental. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/03/2020.


Reporter: Dyah Megasari |

TOKYO. Jepang makin terdesak mencari orang untuk menjadi gubernur bank sentral. Pasalnya, Gubernur Bank of Japan (BOJ) yang sekarang yakni Masaaki Shirakawa menyatakan akan mengundurkan diri tiga minggu lebih awal sebelum masa jabatannya berakhir 8 April 2013.

Sejak Jepang dipimpin oleh Perdana Menteri Shinzo Abe pada Desember 2012, Shirakawa dikenal sebagai "bebek lumpuh" karena seluruh kekuasaannya disapu bersih oleh Abe dengan berbagai kebijakan moneter termasuk paket stimulus bernilai jumbo.

Abe terlihat semakin tak sabar memiliki orang nomor satu di bank sentral dengan mengucapkan, "Untungnya jabatan Shirakawa akan segera berakhir,".

Menurutnya, pemerintah akan memiliki suara yang lebih kuat untuk mencari kandidat gubernur bank sentral.

Konflik terbuka antara pemerintah dan otoritas moneter Jepang mengundang komentar dari pelaku pasar. Banyak yang berpendapat, Abe tak akan sembarangan mengeluarkan nama kandidat karena posisi ini dianggap krusial. Jepang harus berperang melawan deflasi beberapa tahun terakhir.

Pasar menginginkan, pengganti Shirakawa memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni layaknya Ketua The Federal Reserve, Ben S Bernanke.

Harus jago bahasa Inggris

Tiga nama yang beredar adalah para veteran pembuat kebijakan moneter yakni Toshiro Muto dan Kazumasa Iwata yang pernah menjadi deputi gubernur periode 2003-2008.

Muto seorang mantan birokrat tingkat atas di Kementerian Keuangan dan sekarang menjadi Ketua di Daiwa Institute of Research adalah pilihan yang disukai di antara pejabat kementerian dan BOJ serta anggota parlemen.

Para pendukung, memuji keterampilannya dalam bernegosiasi dan menilai ia memiliki pengaruh yang kuat dalam peta politik-ekonomi Jepang.

"Gubernur bank sentral harus bisa mengomunikasikan kebijakan-kebijakan dengan baik dan memiliki jaringan ekonomi politik. Tak ada yang tepat selain Muto," nilai Isao Iijima, sekretaris mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi, yang saat ini menjadi tim penasihat Abe.

Permasalahannya, menurut para kritikus, Muto tidak memiliki banyak pengalaman di bidang keuangan internasional dan tidak fasih berbahasa Inggris.

Sedangkan Iwata adalah seorang akademisi yang berpengalaman di beberapa periode pemerintahan dan sering terlibat dalam kebijakan internasional Jepang. Tapi ia dianggap sebagai penganut kebijakan yang longgar.

Satu lagi kandidat yang kuat adalah Haruhiko Kuroda, Presiden Asian Development Bank (ADB) yang juga mantan birokrat kementerian keuangan.

Ia dinilai sebagai seorang pembicara yang fasih berbahasa Inggris dan lulusan dari Universitas Oxford di Inggris. Ia juga merupakan mantan diplomat kementerian keuangan pada awal tahun 2000an ketika yen melemah tajam terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Beberapa penasihat Abe melihat Kuroda memiliki semua kredensial yang tepat untuk mewakili BOJ di panggung internasional.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×