Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem pertahanan di bandara Erbil, Irak utara, melaporkan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang bersenjata pada hari Kamis (18/1). Hal ini diumumkan oleh badan kontra-terorisme Kurdistan Irak. Insiden ini terjadi di atas bandara yang menjadi markas pasukan AS dan kekuatan internasional lainnya.
Dalam pernyataannya, badan keamanan wilayah semi-otonom Kurdistan Irak menyebutkan bahwa pesawat tak berawak tersebut telah ditembak jatuh pada pukul 23:06 waktu Irak oleh "milisi terlarang."
Sebelumnya, dua sumber keamanan melaporkan bahwa drone bersenjata telah dicegat dan ditembak jatuh sekitar pukul 19:10 waktu setempat, menyebabkan terjadinya ledakan yang terdengar di dekat bandara.
Meskipun demikian, dugaan serangan oleh milisi terhadap drone tersebut dibantah oleh badan anti-terorisme, yang menyatakan bahwa tidak ada drone yang berhasil dihancurkan oleh milisi.
Sementara International Defence Analysis dalam postingan di X menyebutkan bahwa satu drone Amerika Serikat telah di tembak jatuh di Irak. Diduga drone yang telah ditembak jatuh itu merupakan drone canggih, MQ-9 yang dikenal sebagai drone pembunuh yang berhasil melakukan misi-misi khusus dalam perang.
A US MQ-9 drone was shot down near Erbil Airport, Iraq. pic.twitter.com/i2vxnie23N — International Defence Analysis (@Defence_IDA) January 19, 2024
Kejadian serupa juga terjadi di provinsi Diyala timur, yang berbatasan dengan Iran, di mana seorang pejabat keamanan mengumumkan bahwa sebuah drone tentara tak dikenal jatuh pada Kamis malam.
Pasukan keamanan Irak telah menutup lokasi kecelakaan di Diyala, dan bagian dari puing-puing drone yang jatuh telah diambil untuk diselidiki lebih lanjut guna mengidentifikasi asal dan tujuan drone tersebut.
Sebelumny pada hari Selasa tiga drone bersenjata juga dilaporkan telah ditembak jatuh di bandara Erbil. Badan kontra-terorisme Kurdistan Irak melaporkan insiden tersebut, namun, tak memberikan perincian mengenai korban jiwa atau kerusakan infrastruktur yang disebutkan dalam insiden tersebut.
Seperti kita tahu serangan pada hari Selasa (16/1) terjadi beberapa jam setelah Garda Revolusi Iran mengklaim menyerang "markas mata-mata" dinas intelijen asing Mossad Israel di wilayah Kurdistan Irak.
Badan kontra-terorisme melaporkan bahwa drone yang digunakan dalam serangan tersebut berhasil dicegat dan ditembak jatuh pada pukul 05:05 waktu setempat.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, meskipun kelompok bernama Perlawanan Islam di Irak telah mengklaim tanggung jawab atas serangan serupa sebelumnya.
Pasukan Amerika Serikat dan sekutu internasional yang berbasis di Irak dan sekitar perbatasan Suriah tetap dalam kewaspadaan tinggi menghadapi serangkaian serangan, sebagian besar diatributkan kepada Perlawanan Islam di Irak, terkait dengan dukungan Washington terhadap Israel dalam konflik di Gaza melawan gerakan Hamas yang didukung oleh Iran.