Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO Levi Strauss & Co., Michelle Gass, menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan penyesuaian harga secara “surgical” atau sangat terukur dalam merespons kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi telepon bersama para analis keuangan pada hari Senin, di tengah kekhawatiran pasar terkait potensi dampak ekonomi dari tarif yang baru diberlakukan.
Menurut Gass, situasi tarif saat ini masih tergolong baru dan dinamis, dan pihak perusahaan masih dalam proses memahami secara menyeluruh dampaknya terhadap operasional bisnis global mereka.
Baca Juga: Tesla Jadi Sasaran Hinaan Penasihat Trump, Elon Musk Naik Pitam!
“Kami percaya bahwa Levi memiliki kekuatan merek yang memungkinkan kami melakukan penyesuaian harga bila diperlukan, namun setiap langkah akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan terukur,” ujar Gass.
Project Fuel: Langkah Restrukturisasi Besar untuk Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi
Sejak menjabat sebagai CEO pada tahun 2024, Gass memimpin peluncuran inisiatif strategis jangka panjang bernama Project Fuel, yang bertujuan mengoptimalkan struktur operasional Levi Strauss & Co. Proyek ini mencakup langkah-langkah seperti perancangan ulang proses bisnis, efisiensi biaya, dan penyederhanaan sistem organisasi di seluruh level perusahaan.
Sebagai bagian dari implementasi Project Fuel, perusahaan telah memberhentikan puluhan karyawan dari kantor pusatnya di California. Pihak perusahaan juga telah memberikan peringatan bahwa pengurangan tenaga kerja tambahan mungkin akan dilakukan, seiring proses transformasi berlanjut.
Struktur Rantai Pasok Global yang Semakin Fleksibel
Levi Strauss & Co. saat ini melakukan pengadaan produk dari 28 negara, dengan 20 di antaranya merupakan negara pengekspor ke Amerika Serikat. Meski tarif yang diterapkan Presiden Trump menimbulkan tekanan tambahan, Gass menegaskan bahwa rantai pasok Levi kini lebih tangguh dan adaptif dibandingkan sebelumnya.
“Kami telah membentuk satuan tugas internal untuk menganalisis berbagai skenario dan mengidentifikasi strategi mitigasi, termasuk kemungkinan perubahan struktural,” kata Gass.
Rantai pasok yang agile memungkinkan perusahaan untuk melakukan pivot atau pergeseran sumber pasokan secara cepat jika diperlukan, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Baca Juga: Influencer yang Hadiahkan Jam Rolex ke Trump Kini Rugi US$10 Juta Gara-Gara Tarif AS
Kekhawatiran Ekonomi yang Meluas di Kalangan Eksekutif Korporasi
Kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden Trump tidak hanya dirasakan oleh Levi Strauss & Co. CEO BlackRock, Larry Fink, pada hari yang sama memperingatkan bahwa ketidakpastian akibat tarif dapat memperdalam pelemahan pasar saham, dan menyebut bahwa para CEO di berbagai sektor mulai percaya bahwa ekonomi AS telah memasuki masa resesi.
Sementara itu, Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, menyampaikan kepada para pemegang saham bahwa tarif kemungkinan besar akan meningkatkan inflasi, baik untuk barang impor maupun domestik. Ia juga menggarisbawahi bahwa tarif ini bisa mengganggu aliansi ekonomi internasional Amerika Serikat, menambah dimensi geopolitik terhadap persoalan ekonomi nasional.