kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dipimpin Israel, 10 Negara lakukan simulasi serangan siber ke sistem keuangan global


Jumat, 10 Desember 2021 / 14:15 WIB
Dipimpin Israel, 10 Negara lakukan simulasi serangan siber ke sistem keuangan global
ILUSTRASI. Pejabat Israel dalam simulasi serangan siber terhadap sistem keuangan global bersama 9 negara lain, Bank Dunia dan IMF di Kementerian Keuangan di Yerusalem 9 Desember 2021


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Sepuluh negara pada hari Kamis (9/12) melakukan simulasi serangan siber skala besar pada sistem keuangan global. Program yang dipimpin Israel ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kerja sama di bidang keamanan siber.

Kementerian Keuangan Israel mengakui bahwa simulasi perang digital ini telah direncanakan selama satu tahun terakhir. Reuters melaporkan, simulasi menggunakan laporan berita palsu yang dalam skenario menyebabkan kekacauan di pasar global dan bank.

Rahav Shalom-Revivo, kepala keterlibatan siber keuangan Israel, mengatakan kolaborasi internasional antara kementerian keuangan dan organisasi internasional adalah kunci untuk ketahanan ekosistem keuangan.

Baca Juga: Hancurkan fasilitas nuklir Iran, AS dan Israel siapkan latihan militer gabungan

Simulasi ini pada mulanya diagendakan berlangsung di Dubai World Expo, namun dipindahkan ke Yerusalem karena kekhawatiran atas penyebaran virus corona varian Omicron. Para peserta pun hadir melalui konferensi video.

Negara-negara yang terlibat dalam inisiatif, yang disebut "Collective Strength", antara lain adalah Israel, AS, Inggris, UEA, Austria, Swiss, Jerman, Italia, Belanda, dan Thailand. Hadir juga perwakilan dari IMF, Bank Dunia, dan Bank of International Settlements.

Simulasi ini menampilkan beberapa skenario serangan yang berdampak pada pasar valuta asing dan obligasi global, likuiditas, integritas data, dan transaksi antara importir dan eksportir.

Pejabat pemerintahan Israel mengatakan bahwa ancaman semacam itu bisa saja terjadi di masa mendatang. Apalagi jika melihat fakta akan banyaknya serangan siber yang dialami perusahaan besar di berbagai belahan dunia. 

Baca Juga: Israel menyelesaikan tembok besi penghalang bawah tanah di Gaza

"Satu-satunya cara untuk menahan kerusakan ini adalah dengan kerja sama global. Keamanan siber saat ini tidak selalu cukup kuat. Para penyerang 10 langkah di depan garis pertahanan kita," ungkap Micha Weis, manajer keuangan siber di Kementerian Keuangan Israel.

Dalam sebuah skenario serangan siber, para bank akan meminta bantuan likuiditas darurat dalam banyak mata uang untuk menghentikan kekacauan karena pihak lawan menarik dana dan membatasi akses ke likuiditas. Kondisi ini secara cepat akan membuat bank jatuh dalam kekacauan dan kehancuran.

Kesepuluh negara yang ikut serta kali ini diharapkan bisa membahas kebijakan multilateral untuk menanggapi krisis, termasuk hari libur bank yang terkoordinasi, masa tenggang pembayaran utang, perjanjian SWAP/REPO dan delinking terkoordinasi dari mata uang utama.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×