Sumber: TASS,BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia langsung jadi kambing hitam dari insiden ledakan pipa Nord Stream di perairan Eropa. Kremlin menyangkal keras tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai konspirasi yang bodoh.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, langsung buka suara pada hari Rabu (28/9). Baginya, tuduhan negara Barat itu sama sekali tidak masuk akal.
"Cukup dapat diprediksi, dan juga dapat diprediksi bodoh untuk menyuarakan versi seperti itu. Itu dapat diprediksi, bodoh dan tidak masuk akal" kata Peskov, seperti dikutip TASS.
Baca Juga: Efek Musim Dingin dan Sabotase Pipa, Harga Gas Alam Naik
Peskov juga menjelaskan bahwa insiden yang terjadi di pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 juga menimbulkan dilema besar bagi Rusia.
"Ini adalah masalah besar bagi kami. Kedua jalur Nord Stream 2 diisi dengan gas, seluruh sistem siap untuk memompa gas, dan gas ini sangat mahal," lanjutnya.
Peskov mengaku sangat prihatin dengan insiden tersebut. Apalagi, ini terjadi ketika Eropa sedang mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas alam.
"Gas ini menghabiskan banyak uang, sekarang gas ini keluar ke udara," katanya.
Baca Juga: Harga Gas Alam Menguat Menjelang Musim Dingin
Pipa gas Nord Stream 1 mengalami kebocoran pada hari Senin (26/9). Sementara pipa gas Nord Stream 2 bocor satu hari setelahnya.
Negara-negara Barat, termasuk AS, Uni Eropa, NATO, menganggap kebocoran jalur gas dari Rusia ke Jerman itu terjadi karena adanya sabotase.
Mengutip BBC, kebocoran pipa terjadi ketika tidak ada kegiatan operasional yang berlangsung. Nord Stream 1 ditutup oleh Rusia dengan alasan pemeliharaan, sementara Nord Stream 2 ditinggalkan sejak invasi ke Ukraina dilancarkan.