Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat mendekati level tertinggi dalam tiga bulan pada perdagangan Senin (3/11/2025).
Penguatan ini terjadi karena investor menantikan serangkaian rilis data ekonomi penting pekan ini untuk mengukur ketahanan ekonomi AS dan menilai apakah data tersebut dapat memengaruhi sikap hawkish Federal Reserve (The Fed).
Di sisi lain, yen Jepang terpuruk di dekat level terendah dalam delapan setengah bulan, tertekan oleh perbedaan suku bunga yang masih lebar antara AS dan Jepang.
Baca Juga: Tarif AS Tekan Ekspor, PMI Manufaktur Korea Selatan Kembali di Zona Kontraksi
Perdagangan di kawasan Asia berlangsung tipis karena libur di Jepang, membuat sebagian besar mata uang bergerak dalam kisaran sempit meski tetap melemah terhadap dolar yang perkasa.
Mata uang euro melemah ke posisi terendah dalam tiga bulan di US$ 1,1527, sementara poundsterling turun 0,26% ke US$ 1,3136 menjelang keputusan suku bunga Bank of England pekan ini, yang diperkirakan akan menahan suku bunga di level saat ini.
Meskipun laporan nonfarm payrolls (NFP) diperkirakan tertunda akibat penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown), investor tetap menanti data alternatif seperti laporan tenaga kerja ADP dan indeks aktivitas manufaktur ISM untuk melihat arah perekonomian.
“Kurangnya data resmi saat ini justru menciptakan ketenangan di pasar,” ujar Rodrigo Catril, analis valuta asing senior di National Australia Bank.
“Namun jika ada kejutan besar dari data swasta baik positif maupun negatif pasar bisa bergerak signifikan,” tambahnya.
Baca Juga: Aquilius Himpun Dana US$ 1,1 Miliar untuk Dana Sekunder Properti Terbesar di Asia
Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi, namun Ketua Jerome Powell menegaskan langkah tersebut mungkin menjadi pemangkasan terakhir tahun ini, sambil menunggu gambaran ekonomi yang lebih jelas.
Beberapa pejabat The Fed juga mengungkapkan ketidaknyamanan atas keputusan pelonggaran tersebut.
Akibatnya, pelaku pasar kini memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember menjadi sekitar 68%, turun dari sebelumnya di atas 80%.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama naik tipis ke 99,82, mendekati posisi terkuat sejak Agustus.
Sementara itu, yen melemah 0,1% ke ¥154,15 per dolar, mendekati level psikologis 155 yang dikhawatirkan dapat memicu intervensi pemerintah Jepang. Yen juga tertekan terhadap euro, diperdagangkan di sekitar ¥177,68, mendekati rekor terendah.
Baca Juga: Trump Larang Penjualan Chip AI Canggih Nvidia Blackwell ke Negara Lain
Meskipun Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda pekan lalu memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga mungkin dilakukan secepatnya pada Desember, pasar menilai langkah BOJ masih terlalu lambat dibandingkan arah kebijakan The Fed yang semakin hawkish.
“Jika yen terus mendekati level 155, kemungkinan komentar intervensi dari otoritas Jepang akan semakin keras, bahkan bisa berujung pada tindakan nyata,” ujar Catril.
Dari Oseania, dolar Selandia Baru bertahan dekat posisi terendah dalam enam setengah bulan di US$ 0,5721, sementara dolar Australia turun tipis 0,05% ke US$ 0,6544 menjelang keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) pada Selasa (4/11).


 
 
 
 
 
 
 









