kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.730   12,00   0,07%
  • IDX 8.368   30,74   0,37%
  • KOMPAS100 1.166   5,85   0,50%
  • LQ45 852   4,25   0,50%
  • ISSI 290   1,22   0,42%
  • IDX30 444   1,28   0,29%
  • IDXHIDIV20 513   1,66   0,33%
  • IDX80 131   0,66   0,51%
  • IDXV30 138   0,94   0,69%
  • IDXQ30 141   0,64   0,45%

Dolar AS Lesu Jumat (7/11) Pagi, Pasar Tangkap Sinyal Retaknya Pasar Tenaga Kerja AS


Jumat, 07 November 2025 / 08:15 WIB
Dolar AS Lesu Jumat (7/11) Pagi, Pasar Tangkap Sinyal Retaknya Pasar Tenaga Kerja AS
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A woman counts U.S. dollar bills at her home in Buenos Aires, Argentina August 28, 2018. REUTERS/Marcos Brindicci/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dolar AS melemah pada awal perdagangan Asia, Jumat (8/11/2025), seiring investor mencermati tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) setelah rilis data dari sektor swasta, di tengah absennya data resmi pemerintah akibat penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown).

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,5% menjadi 99,674, menghapus seluruh penguatan yang terjadi sejak awal bulan.

Baca Juga: Trump Perluas Daftar Mineral Penting, Ada Tembaga, Batubara Metalurgi hingga Uranium

Pelemahan ini dipicu meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan berikutnya tanggal 10 Desember mendatang.

Dengan tertundanya laporan ketenagakerjaan bulanan non-farm payrolls akibat shutdown, pelaku pasar beralih pada data swasta yang menunjukkan perekonomian AS kehilangan lapangan kerja di sektor pemerintahan dan ritel pada Oktober.

Selain itu, langkah efisiensi biaya dan meningkatnya adopsi kecerdasan buatan (AI) oleh perusahaan juga mendorong lonjakan pengumuman PHK.

“Data pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Challenger menunjukkan lonjakan signifikan dalam jumlah pekerja yang dirumahkan di AS, menandakan kemungkinan pendinginan di pasar tenaga kerja,” tulis Westpac dalam laporan risetnya.

Pelaku pasar pun meningkatkan taruhan terhadap pemangkasan suku bunga, meskipun Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, memperingatkan agar berhati-hati dalam mengambil keputusan di tengah keterbatasan data resmi inflasi selama penutupan pemerintahan.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Melemah, Investor Mempertimbangkan Potensi Kelebihan Pasokan

“Ketika situasi masih berkabut, sebaiknya kita melangkah dengan hati-hati dan melambat sedikit,” ujarnya kepada CNBC.

Berdasarkan data CME Group’s FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga The Fed naik menjadi 70%, dari sebelumnya 62% sehari sebelumnya.

Terhadap yen Jepang, dolar diperdagangkan di level ¥153,17 atau naik tipis 0,1% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Data pada Jumat menunjukkan belanja rumah tangga Jepang pada September naik 1,8% secara tahunan, di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 2,5%.

Dolar Australia tercatat di US$0,6479, sementara dolar Selandia Baru menguat tipis 0,1% ke US$0,5635 — keduanya relatif stabil.

Yuan offshore diperdagangkan di kisaran ¥7,1233 per dolar, tidak berubah pada awal perdagangan Asia.

Baca Juga: Harga Emas Naik, Ketidakpastian Tarif Mendongkrak Permintaan Safe Haven

Sementara itu, pound sterling berada di US$1,3135, nyaris stagnan setelah Bank of England mempertahankan suku bunga acuan dalam keputusan tipis 5–4, dengan Gubernur Andrew Bailey menjadi penentu suara terakhir.

Surat kabar The Times melaporkan, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves tengah menyiapkan langkah kenaikan pajak pribadi sebagai bagian dari kebijakan fiskal utama dalam anggaran mendatang.

Euro juga bergerak datar di sekitar US$1,1550, mendekati level tertinggi satu pekan.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Yogyakarta 7 Nov 2025: BMKG Prediksi Hujan Sedang

Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Menguat, Berikut Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Jumat (7/11)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×