Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (18/2), dolar AS bergerak mendekati level terendah dalam dua bulan saat pelaku pasar mencermati ketidakpastian tarif perdagangan serta prospek pemangkasan suku bunga AS.
Sementara itu, dolar Australia tetap bertahan di dekat level tertinggi dalam dua bulan meskipun pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA) dalam waktu dekat.
Baca Juga: IHSG Naik 0,94% ke 6.894,95 Awali Perdagangan Selasa (18/2), Siap Reli Hari Ketiga
Pasar Mata Uang Global:
Yen Jepang mempertahankan penguatannya setelah data pertumbuhan ekonomi yang kuat memperbesar peluang Bank of Japan (BOJ) untuk kembali menaikkan suku bunga tahun ini, dengan pertemuan kebijakan pada Juli yang diprediksi sebagai momen krusial.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,1% menjadi 106,83. Namun, indeks ini masih berada dekat level terendah dua bulan di 106,56 yang tercapai pada Jumat lalu.
Yen stabil di 151,61 per dolar, dengan penguatan hampir 4% terhadap dolar sepanjang 2025, didorong oleh data inflasi dan pertumbuhan ekonomi Jepang yang solid.
Euro bergerak stabil di US$1,04735, sementara pound sterling diperdagangkan di US$1,2608 menjelang perundingan di Arab Saudi yang bertujuan mengakhiri perang Ukraina.
Dolar Australia turun 0,17% menjadi $0,63459, tetapi tetap mendekati level tertinggi dua bulan di US$0,6374 yang dicapai pada Senin, menjelang keputusan suku bunga RBA. Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Baca Juga: Rupiah Loyo ke Rp 16.254 Per Dolar AS Selasa (18/2) Pagi, Penguatan 4 Hari Terhenti
Fokus Investor pada Risalah The Fed:
Perhatian investor minggu ini tertuju pada risalah pertemuan The Fed bulan Januari yang akan dirilis pada Rabu (19/2).
Risalah tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana para pembuat kebijakan mempertimbangkan risiko perang tarif yang lebih luas akibat kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump.
Data pekan lalu menunjukkan bahwa inflasi AS pada Januari meningkat paling tinggi dalam hampir 1,5 tahun, memperkuat sikap The Fed yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
"Ketidakpastian kebijakan perdagangan berada di level tertinggi... dan mengingat pasar tenaga kerja yang tetap kuat, tidak ada alasan mendesak untuk segera memangkas suku bunga," ujar analis ANZ dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik ke US$2.898,99 Selasa (18/2) Pagi, Terkait Ancaman Tarif Trump
ANZ memperkirakan, The Fed baru akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada paruh kedua 2025 dengan total pemangkasan 75 basis poin.
Namun, pasar masih skeptis, dengan trader hanya memperhitungkan pemangkasan 40 basis poin untuk tahun ini.