Sumber: BBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Penyebaran virus corona telah menyebabkan perubahan besar bagi pendidikan tinggi di seluruh dunia. Banyak institusi pendidikan yang akhirnya menerapkan kuliah virtual sebagai cara untuk memungkinkan siswa melanjutkan belajar.
Namun, melansir BBC, pemerintahan Donald Trump mengumumkan bahwa siswa internasional yang sistem belajarnya dilakukan secara online sepenuhnya pada musim gugur ini dapat menghadapi pencabutan visa mereka.
Seorang penasihat di imigrasi AS mengatakan jika para siswa tidak beralih ke metode kuliah tatap muka, mereka dapat dideportasi.
Baca Juga: Trump usir mahasiswa asing, KBRI Washington: Mahasiswa Indonesia di AS harap tenang
Keputusan itu telah menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan bagi ratusan ribu siswa internasional yang mengandalkan visa pelajar di AS.
"Saya sangat terkejut ketika pengumuman itu keluar. Tiba-tiba saja. Sekolah kami akan pindah ke mode online lengkap setelah Thanksgiving," jelasnya. Dia khawatir tentang dampak perubahan ini pada status visanya. Banyak teman saya berpikir bahwa mereka bisa mengambil kelas online untuk musim gugur dan sudah kembali ke rumah. Bagi mereka yang masih di sini, kami terus mengawasi harga tiket pesawat," jelas Qinyuhui Chen, mahasiswa asal China yang mengambil jurusan psychology dan fine art di Penn State University kepada BBC.
"Saya pikir itu tidak praktis bagi kita untuk bolak-balik antara negara asal kita dan AS. Saya sangat berharap bahwa sekolah mungkin akan memberi kami satu kelas tatap muka setelah Thanksgiving sehingga kami tetap bisa tinggal di AS," tambahnya.
Baca Juga: Mahasiswa Indonesia di Jerman Dapat Tunjangan Corona, Persyaratannya Banyak
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Tanisha Mittal, 22 tahun, mahasiswa asing dari Mumbai India yang tengah mengambil pendidikan master di fakultas kesehatan manajemen dan kebijakan di University of Michigan.