Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Selama 47 tahun, Joe Biden menerima donasi dari pekerja kerah biru, memeluk bahkan mencium mereka, memberitahu bahwa dia memahami kesulitan mereka. Namun yang ada Joe terbang ke Washington dan menerbangkan pekerjaan-pekerjaan itu ke China dan negara-negara lainnya."
Trump mengarahkan kalimat ini untuk memperkuat kembali dukungan dari pekerja industrial yang menjadi tulang punggung kemenangannya mengalahkan Hillary Clinton pada pilpres 2016 lalu. Blok pemilih pekerja pabrik-pabrik yang tersebar di swing state di daerah Rust Belt di negara bagian Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan ini sangat krusial jika Trump ingin kembali menghuni Gedung Putih untuk empat tahun ke depan.
Baca Juga: Hasil survei: Hanya 86% warga AS yang percaya masker mampu mencegah Covid-19
Pemilih kelas pekerja ini terpikat oleh gaya retorik populis Trump yang mengecam globalisasi dan perdagangan bebas. Faktor itu diyakini mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, terutama di sektor manufaktur yang dialihdayakan ke luar AS.
Demografi pemilih ini kebanyakan tinggal di kota kecil dan daerah pertanian. Sejauh ini pekerja yang mayoritas tidak berpendidikan universitas ini masih loyal terhadap Trump.
Namun, ada tanda-tanda menurut hasil sejumlah survei, mereka mulai mempertimbangkan membelot ke Biden yang lahir dan besar dari keluarga pekerja kerah biru di kota Scranton, Pennsylvania. Pilpres dilanjutkan dengan dimulainya kampanye resmi kedua capres di sejumlah swing state.
Debat pertama capres dijadwalkan digelar pada 29 September di Universitas Case Western Reserve di kota Cleveland, Ohio. Pemungutan suara pilpres akan digelar pada 3 November mendatang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Donald Trump: Amerika Kacau dan Rusuh jika Joe Biden Terpilih"
Penulis : Kontributor Singapura, Ericssen
Editor : Miranti Kencana Wirawan