Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump mengatakan ia ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Terkait hal itu, mengutip Reuters, Trump mengirim surat kepada para pemimpin Iran pada minggu ini yang menyarankan pembicaraan dengan Republik Islam tersebut soal nuklir. Barat mencemaskan Iran akan segera mencapai kemampuan untuk membuat senjata atom.
"Saya katakan saya harap Anda akan berunding, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada hari Jumat.
"Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan senjata nuklir lainnya," jelas Trump.
Namun, menurut misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada hari Jumat, pihaknya belum menerima surat tersebut.
Tidak ada tanggapan langsung dari kementerian luar negeri di Iran, atas permintaan komentar atas pernyataan Trump.
Nour News Iran, yang berafiliasi dengan badan keamanan tertinggi negara itu, menolak surat Trump sebagai "pertunjukan berulang" oleh Washington.
Baca Juga: Mata Uangnya Anjlok, Pemerintah Iran Salahkan Kripto
Ketika ditanya apakah ia telah mengirim surat tersebut kepada Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran yang sangat anti-Barat, Trump berkata, "Ya."
"Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan," kata Trump. "Saya lebih suka membuat kesepakatan, karena saya tidak ingin menyakiti Iran. Mereka orang-orang hebat."
Dalam wawancara yang dilakukan pada hari Kamis, Trump mengatakan ia mengirim surat tersebut "kemarin", yang berarti hari Rabu.
Para pejabat Barat khawatir Iran yang bersenjata nuklir dapat mengancam Israel, produsen minyak Teluk Arab, dan memicu perlombaan senjata regional.
Penawaran Rusia untuk menengahi
Trump telah mengubah kebijakan luar negeri AS setelah menjabat pada bulan Januari, di mana dia mengadopsi sikap yang lebih lunak terhadap Rusia yang telah membuat sekutu Barat waspada saat ia mencoba menjadi perantara untuk mengakhiri perang tiga tahun Moskow di Ukraina.
Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, perjanjian multinasional untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, pada tahun 2018, setahun setelah masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.
Baca Juga: Iran Percepat Produksi Uranium 60%, IAEA: Ancaman Serius