Sumber: IRNA | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - TEHRAN – Media Israel meyakini bahwa penggunaan drone baru bernama "Yafa" oleh Tentara Yaman yang mendukung kemerdekaan Palestina, merupakan awal dari fase baru perang di Timur Tengah.
Pada hari Sabtu, surat kabar Zionis, Maariv, melaporkan bahwa drone Yafa milik Yaman menargetkan Tel Aviv di wilayah Israel.
Berbicara mengenai Yafa, surat kabar Zionis, Haaretz, menyatakan bahwa perang Gaza kini berubah menjadi perang regional dan multi-dimensi.
Dalam perkembangan terkait, Amir Bohbot, analis militer Israel, berkomentar bahwa kekuatan pencegahan Israel hancur setelah Drone Yafa menghantam Tel Aviv.
Baca Juga: Harga Emas Pecahkan Rekor Baru, Ketegangan Timur Tengah Pemicunya
Meskipun Angkatan Bersenjata Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone di Tel Aviv, Angkatan Udara Israel awalnya menyembunyikan sumber serangan tersebut, menurut berita Zionis.
Mengenai insiden tersebut, juru bicara tentara Israel mengatakan dalam konferensi pers bahwa sistem peringatan tidak aktif ketika drone Yafa memasuki wilayah pendudukan.
Menurut laporan Maariv, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghilang seperti biasa setelah kekalahan dan mengirimkan juru bicara tentara untuk berbicara kepada warga Israel.
Laporan tersebut menambahkan bahwa peluncuran drone terhadap Tel Aviv adalah alasan lain yang membuktikan bahwa kabinet tidak mampu memberikan keamanan.
Baca Juga: Perang Iran-Israel Berdampak Bagi Agen Travel Tujuan Timur Tengah
Pada hari Jumat pagi, drone Yafa milik Yaman memasuki wilayah udara Tel Aviv dan menargetkan sebuah bangunan dekat kedutaan besar AS di sana.
Pasukan Yaman mengonfirmasi serangan drone mereka dan mengumumkan bahwa Tel Aviv tidak aman bagi Zionis mulai sekarang.
Tentara Yaman mulai menargetkan kapal-kapal Zionis atau kapal lain yang menuju wilayah pendudukan untuk mendukung perlawanan bangsa Palestina di Jalur Gaza.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree, sudah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa agresi AS-UK tidak akan pernah membuat Yaman mundur dari pendiriannya untuk mendukung bangsa Palestina dalam perjuangan mereka melawan penindasan.
Baca Juga: Starbucks di Timur Tengah Memecat 2.000 Pekerjanya Akibat Boikot Perang Israel-Hamas
Drone Yafa
Seorang sumber militer Yaman seperti dikutip Yemen Press Agency mengungkapkan informasi dan detail tentang drone Yafa yang digunakan oleh pasukan Sana'a untuk menargetkan Tel Aviv.
Sumber tersebut mengatakan kepada TV Al-Mayadeen bahwa drone Yafa yang digunakan oleh angkatan bersenjata Yaman untuk menargetkan Tel Aviv adalah "buatan dalam negeri dan dikembangkan setelah negara-negara Arab mencegat senjata Yaman yang menargetkan Umm al-Rashrash, yang dikenal sebagai Eilat, setelah 7 Oktober.
"Stok drone jenis ini sangat besar," ungkap sumber tersebut. "Pembicaraan Amerika tentang mencegat pesawat tidak akurat," tambahnya, menegaskan bahwa operasi tersebut dianggap sebagai keberhasilan militer yang maju.
Sumber tersebut menyatakan bahwa drone ini memiliki jangkauan sekitar 2.000 km dan dilengkapi dengan sistem pengacau radar dan infiltrasi modern.
Ia juga menunjukkan bahwa operasi militer menggunakan drone Yafa "berkaitan dengan operasi laut, sesuai dengan tujuan yang diumumkan oleh tentara Yaman," menekankan bahwa "semua operasi tidak akan berhenti."
Sumber tersebut menambahkan bahwa "bank target di Tel Aviv beragam, banyak, dan tepat, serta tidak akan pernah aman mulai hari ini," sambil menambahkan bahwa operasi militer mendatang "akan langsung menargetkan sasaran militer dan keamanan di kota tersebut."
"Dengan menyatakan wilayah Tel Aviv sebagai wilayah tidak aman," sumber tersebut menambahkan, "tentara Yaman bermaksud bahwa penargetan akan intens dalam beberapa hari mendatang."