Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dua orang di Jepang meninggal setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 Moderna Inc, yang merupakan bagian dari vaksin yang ditangguhkan setelah ditemukannya kontaminan, kata kementerian kesehatan Jepang, Sabtu.
Pria-pria berusia 30-an itu meninggal bulan ini dalam beberapa hari setelah menerima dosis Moderna kedua mereka, kata kementerian itu dalam sebuah rilis. Penyebab kematian sedang diselidiki.
Jepang menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis Moderna yang dikirim ke 863 pusat vaksinasi nasional, lebih dari seminggu setelah distributor domestik, Takeda Pharmaceutical Co, menerima laporan kontaminan di beberapa botol.
“Saat ini, kami tidak memiliki bukti bahwa kematian ini disebabkan oleh vaksin Moderna COVID-19,” kata Moderna dan Takeda dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
"Penting untuk melakukan penyelidikan formal untuk menentukan apakah ada hubungan," lanjut pernyataan tersebut.
Baca Juga: Kontaminan Dalam Vaksin Covid-19 Moderna Tujuan Jepang, Diduga Partikel Logam
Pemerintah juga mengatakan tidak ada masalah keamanan atau kemanjuran yang telah diidentifikasi dan penangguhan tiga batch Moderna adalah tindakan pencegahan.
Fumie Sakamoto, manajer pengendalian infeksi di Rumah Sakit Internasional St. Luke di Tokyo, memperingatkan agar tidak menarik hubungan antara vaksinasi dan kematian yang dilaporkan pada hari Sabtu.
"Mungkin hanya ada hubungan sementara antara vaksinasi dan kematian," kata Sakamoto kepada Reuters.
"Ada begitu banyak hal yang masih belum kami ketahui untuk membuat kesimpulan tentang dua kasus ini," tambahnya.
Kontaminan yang ditemukan di beberapa botol di Jepang diyakini sebagai partikel logam, lapor lembaga penyiaran publik NHK, mengutip sumber kementerian kesehatan.
Jepang telah memberikan lebih dari 124 juta suntikan vaksin COVID-19, dengan sekitar 44% populasi diinokulasi penuh.
Pada 8 Agustus, 991 orang telah meninggal di Jepang setelah menerima suntikan vaksin Pfizer Inc dan 11 setelah menerima vaksin Moderna, tetapi tidak ada hubungan sebab akibat antara suntikan dan kematian yang telah ditetapkan, menurut kementerian kesehatan.
Dalam kematian yang dilaporkan pada hari Sabtu, setiap orang mengalami demam sehari setelah dosis kedua dan meninggal dua hari setelah demam. Belum ada bukti bahwa suntikan mereka mengandung kontaminan, kata seorang pejabat kementerian kesehatan kepada wartawan.