kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, Adidas akan menutup dua pabrik canggih bertenaga robot


Rabu, 13 November 2019 / 07:03 WIB
Duh, Adidas akan menutup dua pabrik canggih bertenaga robot
ILUSTRASI. Logo Adidas. REUTERS/Michaela Rehle/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD SEARCH GLOBAL BUSINESS 31 JUL FOR ALL IMAGES


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Adidas berencana untuk menutup pabrik "robot" teknologi canggih di Jerman dan Amerika Serikat yang diluncurkan untuk membawa produksi lebih dekat ke pelanggan. Adidas mengatakan pada hari Senin, pihaknya akan menyebar beberapa teknologi di Asia karena dirasa akan "lebih ekonomis dan fleksibel".

Awalnya, pembangunan pabrik Adidas merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi permintaan pengiriman gaya baru yang lebih cepat ke pasar-pasar utamanya dan sebagai upaya untuk mengatasi kenaikan upah di Asia dan biaya pengiriman yang lebih tinggi.  Adidas sebelumnya merencanakan untuk membangun jaringan global pabrik serupa.

Perusahaan pakaian olahraga Jerman tidak memberikan rincian mengapa mereka menutup fasilitas, yang telah terbukti mahal dan sulit untuk memperluas teknologi ke produk yang berbeda.

Martin Shankland, kepala operasi global Adidas, mengatakan pabrik-pabrik itu telah membantu perusahaan meningkatkan keahliannya di bidang manufaktur yang inovatif, tetapi menerapkan apa yang telah dipelajari oleh para pemasoknya akan "lebih fleksibel dan ekonomis".

Adidas mulai memproduksi sepatu sebagian besar oleh robot di "Speedfactory" di kota selatan Ansbach dekat markas Bavaria di 2016 dan membuka pabrik yang lain di dekat Atlanta pada 2017.

Baca Juga: Info penting bagi penggila sneakers, gerai Atmos bakal hadir di Indonesia

Didirikan oleh tukang sepatu asal Jerman Adi Dassler pada tahun 1949, Adidas telah mengalihkan sebagian besar produksinya dari Eropa ke Asia dan sekarang mengandalkan lebih dari 1 juta pekerja di pabrik-pabrik kontrak, terutama di China dan Vietnam.

Namun, Adidas mengatakan pada hari Senin produksi di kedua pabrik akan dihentikan paling lambat pada April 2020 karena mereka akan fokus pada penggunaan teknologi yang mereka rintis untuk memproduksi sepatu di dua pemasoknya di Asia.

Baca Juga: Rilis Air Force 1, Nike gandeng G-Dragon

Pemasok akan menggunakan teknik-teknik untuk membuat rangkaian produk yang lebih luas dengan waktu produksi yang singkat, tidak hanya sepatu lari. Sementara, Adidas akan terus menguji proses manufaktur di kawasan yang dinamakan adiLab di Scheinfeld, Jerman.

Dikatakan pula, Adidas akan terus bekerja sama dengan Oechsler, perusahaan Jerman yang mengoperasikan dua pabrik, di bidang manufaktur lainnya, seperti memproduksi sol untuk sepatu Boost yang kenyal, serta sol untuk sepatu sepak bola dan sol cetak 3D canggih.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×