Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pembobolan data nasabah kembali terungkap. Kali ini, seorang hacker membobol data dan aplikasi kartu kredit dari 100 juta akun di Capital One pada awal tahun ini.
Dilansir dari CNN, Paige Thompson dituduh telah membobol server Capital One dan mendapatkan akses ke 140.000 nomor jaminan sosial, satu juta nomor asuransi sosial Kanada, dan 80.000 nomor rekening bank.
Baca Juga: Komisi perdagangan federal AS panggil Johnson & Johnson terkait UU antimonopoli
Selebihnya, ia juga berhasil mengakses sejumlah nama, alamat, skor kredit, batas kredit, dan informasi lainnya,
Dalam catatan Departemen Kehakiman Amerika Serikat, Thompson mencoba untuk membagi informasi tersebut dengan orang lain secara online.
Thompson yang tinggal di Seattle sendiri, sebelumnya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak dari perusahaan cloud hosting yang digunakan Capital One.
Thompson telah ditangkap Senin lalu sehubungan dengan pelanggaran tersebut.
Baca Juga: Riset Canalys: Penjualan smartphone Huawei di China melonjak pada kuartal II-2019
Capital One mengatakan aksi peretasan terjadi pada 22 dan 23 Maret. Meski begitu, pihak bank mengklaim data tersebut tidak digunakan untuk penipuan.
"Saya dengan tulus meminta maaf atas kekhawatiran karena. Dan Saya berkomitmen untuk memperbaikinya," kata CEO Capital One Richard Fairbank dalam sebuah pernyataan.
Aksi peretasan ini sendiri mempengaruhi sekitar 100 juta orang di Amerika Serikat dan sekitar 6 juta orang di Kanada.
Baca Juga: Kunlun, perusahaan gim asal China, siap bawa Grindr Inc IPO
Capital One juga mengatakan akan memberi informasi kepada orang-orang yang terkena dampak dari aksi tersebut, dan akan membuat pemantauan kredit gratis.
Perusahaan juga memprediksi harus mengeluarkan dana antara US$ 100 juta dan US$ 150 juta terkait peretasan tersebut. Di antaranya untuk pemberitahuan kepada pelanggan, pemantauan kredit, dan dukungan hukum kepada pihak-pihak terkait.