Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - Insiden penembakan pada kampanye calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dinilai menguntungkan baginya. Banyak miliarder bersuara dan menyatakan dukungan bagi Trump. Sebelumnya, pesaingnya Joe Biden tampak lemah saat debat calon presiden.
Penembakan mantan Presiden AS Donald Trump pada Sabtu meningkatkan peluangnya memenangi pemilihan presiden. Kendati terkena tembak di telinga sehingga wajahnya berlumuran darah, Trump masih sempat mengepalkan tinju setelah serangan itu. Tim kampanyenya mengatakan dia baik-baik saja saat ini.
Pasar merespons peristiwa tersebut dengan penguatan kurs dollar AS dan kurva yield US Treasury jadi lebih curam. Menurut Rong Ren Goh, Manajer Portofolio Fixed Income Eastspring Investments Singapura, pola perdagangan minggu mendatang akan sama.
Baca Juga: Investor Bereaksi Terhadap Penembakan Trump
Trump menjadi calon presiden kedua yang ditembak saat kampanye. Kejadian sama pernah terjadi pada presiden AS dari Partai Republik Ronald Reagan di 1981. "Seingat saya, Reagan naik 22 poin pada jajak pendapat setelah upaya pembunuhan," kata Nick Ferres, Kepala Investasi Vantage Point Asset Management. Para pemimpin dunia, politisi AS hingga eksekutif perusahaan besar mengutuk penembakan tersebut.
CEO Tesla Elon Musk dan pakar investasi Bill Ackman menyatakan dukungan terhadap Trump. Pengembang duit kripto Tron, Justin Sun, juga mendukung Trump. "Dia adalah pilihan terbaik untuk industri kripto dan dapat memastikan perlakuan yang lebih adil," kata Sun.
Sementara, Joe Biden menghadapi keraguan dari pendonor, pendukung dan sesama anggota Partai Demokrat setelah debat calon presiden pada dua minggu lalu. Salah satu yang mulai ragu adalah Mark Cuban, investor dan pemilik minoritas Dallas Mavericks.
Cuban mengaku ingin melihat hasil jajak pendapat terlebih dahulu untuk mencari pengganti yang bisa mengungguli Trump. Reid Hoffman juga mengungkap keraguan serupa. Padahal, ia telah menyumbang US$ 17,7 juta untuk dukung Biden.
Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, Trump dinilai lebih baik dalam hal ekonomi, kendati di masa kepemimpinan Biden perekonomian lebih solid. Ini terlihat dari melambatnya inflasi dan rendahnya pengangguran.
Baca Juga: Donald Trump Tertembak, Iklan Kampanye Politik Joe Biden Ditangguhkan
Bila Trump terpilih lagi, para analis memperkirakan kebijakan perdagangan akan lebih hawkish dan regulasi perubahan iklim akan jadi lebih longgar. Selain itu, akan ada perpanjangan pemotongan pajak dan pribadi yang seharusnya berakhir pada tahun depan.