Sumber: livemint.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) tetap mempertahankan suku bunga acuan sejak Desember 2024, di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang yang berkepanjangan, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan tren inflasi yang tidak stabil.
Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan mengumumkan hasil rapat kebijakan moneter selama dua hari pada Rabu, 7 Mei 2025 waktu setempat.
Dalam pertemuan kebijakan terakhir pada Maret 2025, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,50%, dan memproyeksikan adanya potensi penurunan sebesar 0,50 poin persentase hingga akhir tahun.
Tekanan dari Trump untuk Pangkas Suku Bunga
Meski pasar memprediksi bahwa Powell akan tetap mempertahankan suku bunga, mantan Presiden Donald Trump kembali mendesak agar suku bunga diturunkan demi mencegah perlambatan ekonomi.
Baca Juga: The Fed Diperkirakan Menahan Suku Bunga pada Mei 2025, Bagaimana dengan BI-Rate?
Data ekonomi AS menunjukkan PDB menyusut 0,3% (tahunan) pada kuartal I 2025, dipicu kekhawatiran akibat konflik dagang antara AS dan negara-negara lain. Namun, data tenaga kerja April 2025 menunjukkan adanya peningkatan lapangan kerja sebesar 177.000. Sementara itu, Indeks Harga Konsumsi PCE tetap pada bulan Maret, setelah sebelumnya naik 0,4% di Februari.
Belum Ada Sinyal Pemangkasan Cepat
Dalam pengumuman Maret lalu, Powell menyatakan tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga, meski situasi geopolitik mengkhawatirkan.
“Komite siap menyesuaikan kebijakan moneter bila muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan ekonomi,” tulis FOMC dalam pernyataan resmi bulan Maret.