kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.099   1,00   0,01%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Dunia Rentan Perang Rudal, Rusia Ikut Mendistribusikan Misil Jarak Pendek dan Sedang


Minggu, 29 Desember 2024 / 15:06 WIB
Dunia Rentan Perang Rudal, Rusia Ikut Mendistribusikan Misil Jarak Pendek dan Sedang
ILUSTRASI. Rusia melihat peningkatan ancaman dari Amerika Serikat yang mulai menyebarkan senjata kelas ini di berbagai wilayah dunia.. REUTERS/Maxim Shemetov


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - Rusia bersiap meninggalkan moratorium terhadap pendistribusian misil jarak pendek dan menengah.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam sebuah wawancara dengan agensi berita RIA yang diterbitkan pada Minggu.

Lavrov menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas tindakan destabilizing Amerika Serikat dan NATO di bidang strategis.

Baca Juga: Dua Operator Telekomunikasi AS Jadi Target Serangan Siber China, Warga AS Khawatir

Menurutnya, Rusia melihat peningkatan ancaman dari Amerika Serikat yang mulai menyebarkan senjata kelas ini di berbagai wilayah dunia.

"Saat ini jelas bahwa moratorium kita terhadap penyebaran misil pendek dan menengah tidak lagi praktis dan harus ditinggalkan," kata Lavrov.

"AS dengan arogan mengabaikan peringatan Rusia dan China dan secara praktis telah mulai menyebarkan senjata jenis ini di berbagai wilayah dunia."

Pernyataan ini datang setelah AS menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) pada tahun 2019.

Baca Juga: 9 Buku Bacaan Elon Musk, Inspirasi Bisnis di Dunia Digital

Rusia sebelumnya menyatakan tidak akan menyebarkan senjata tersebut selama AS juga tidak melakukannya.

Keputusan Rusia untuk meninggalkan moratorium ini memicu kekhawatiran akan eskalasi senjata dan ketidakstabilan di Eropa dan dunia.

Perjanjian INF merupakan salah satu pilar penting dalam pengendalian senjata nuklir selama beberapa dekade.

Penarikan diri AS telah membuat keseimbangan kekuatan regional menjadi lebih rentan.

Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Asia: Mukesh Ambani, Prajogo Pangestu, Tadashi Yanai

Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Minus 1,9%, Hari Ini Bergerak Mandeg (29 Desember 2024)

Menarik Dibaca: Ini Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir Anti Mubazir, Bisa jadi Kado lo



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×