Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - Rusia bersiap meninggalkan moratorium terhadap pendistribusian misil jarak pendek dan menengah.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam sebuah wawancara dengan agensi berita RIA yang diterbitkan pada Minggu.
Lavrov menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas tindakan destabilizing Amerika Serikat dan NATO di bidang strategis.
Baca Juga: Dua Operator Telekomunikasi AS Jadi Target Serangan Siber China, Warga AS Khawatir
Menurutnya, Rusia melihat peningkatan ancaman dari Amerika Serikat yang mulai menyebarkan senjata kelas ini di berbagai wilayah dunia.
"Saat ini jelas bahwa moratorium kita terhadap penyebaran misil pendek dan menengah tidak lagi praktis dan harus ditinggalkan," kata Lavrov.
"AS dengan arogan mengabaikan peringatan Rusia dan China dan secara praktis telah mulai menyebarkan senjata jenis ini di berbagai wilayah dunia."
Pernyataan ini datang setelah AS menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) pada tahun 2019.
Baca Juga: 9 Buku Bacaan Elon Musk, Inspirasi Bisnis di Dunia Digital
Rusia sebelumnya menyatakan tidak akan menyebarkan senjata tersebut selama AS juga tidak melakukannya.
Keputusan Rusia untuk meninggalkan moratorium ini memicu kekhawatiran akan eskalasi senjata dan ketidakstabilan di Eropa dan dunia.
Perjanjian INF merupakan salah satu pilar penting dalam pengendalian senjata nuklir selama beberapa dekade.
Penarikan diri AS telah membuat keseimbangan kekuatan regional menjadi lebih rentan.
Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Asia: Mukesh Ambani, Prajogo Pangestu, Tadashi Yanai