Sumber: Reuters, Bloomberg | Editor: Test Test
MADRID. Krisis utang Eropa yang belum ketahuan ujungnya mendorong Bank Sentral Eropa atau ECB mewanti-wanti perbankan soal risiko kredit macet. ECB memperingatkan perbankan agar melakukan pencadangan untuk mengantisipasi kredit macet yang harus di write off atau dihapusbukukan dalam 18 bulan mendatang.
Dalam laporan stabilitas finansial kawasan yang dipublikasikan Selasa (1/6), ECB bilang, potensi kredit macet tahun ini bisa mencapai € 90 miliar. Sedangkan tahun depan diperkirakan € 105 miliar. Angka tersebut masih lebih rendah ketimbang total write off di akhir 2009 yang mencapai € 238 miliar.
Tren kredit macet dari 2007 sampai 2010 memang terus menurun. Tapi, ECB memperingatkan, kredit bermasalah tahun ini dan tahun depan berpotensi meningkat. "Apalagi kalau krisis utang Eropa dan pengetatan anggaran di kawasan ternyata membuat pertumbuhan ekonomi anjlok," ungkap laporan itu.
Situasi ekonomi yang masih panas juga memaksa ECB menunda penarikan bertahap program pinjaman lunaknya ke perbankan Eropa. ECB mengucurkan program bantuan itu pascakebangkrutan Lehman Brothers di September 2008.
Lewat program ini ECB menawarkan bantuan kredit lunak dengan bunga tetap ke perbankan. Tujuannya agar perbankan tetap bisa menyalurkan kredit ke sektor riil.
Beli obligasi pemerintah
Pada krisis kali ini, ECB juga melakukan langkah aktif demi melonggarkan tekanan krisis. Salah satunya, rencana ECB meningkatkan pembelian surat utang atawa obligasi pemerintah negara-negara Eropa.
Pembelian paling awal dan paling banyak akan dilakukan pada obligasi Yunani, Portugal, dan Spanyol mulai Kamis (3/6). Pembelian tersebut selain bertujuan mendinginkan pasar obligasi juga merupakan bentuk dukungan atas paket penyelamatan Eropa yang dikeluarkan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang bernilai hingga US$ 1 triliun.
ECB melaporkan telah mengucurkan dana € 35 miliar untuk membeli obligasi sampai 28 Mei lalu. Naik dari € 26,5 miliar yang dikucurkan sepekan sebelumnya.
Tidak ada detil obligasi negara mana yang telah dibeli. Tapi, menurut seorang sumber ECB, sebagian besar merupakan obligasi negara-negara Eropa Selatan yang pasarnya paling terpukul.
Menariknya, anggota Dewan Gubernur ECB Axel Weber mendesak ECB membatasi pembelian obligasi. "Pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder tidak boleh melampaui batas. Kalau pembelian ECB berlebihan malah akan mengganggu stabilitas harga di pasar," imbuhnya.
Anggota dewan gubernur ECB lain, Mario Draghi juga memperingatkan kalau program penghematan negara-negara Eropa bakal makin mengancam pemulihan ekonomi yang masih rapuh. Kecuali, langkah itu dapat terkoordinasi secara internasional.
Program penghematan telah membuat sentimen ekonomi Eropa di Mei anjlok. Tapi, Presiden ECB Jean-Claude Trichet tetap yakin, ekonomi Eropa bakal tumbuh lebih tinggi di kuartal II 2010.