Sumber: Reuters |
FRANKFURT. European Central Bank (ECB) memberi batas waktu hingga Senin (25/3) bagi Siprus untuk menyetujui rencana bailout. Jika tidak, bank sentral Eropa itu akan memangkas bantuan pendanaannya kepada bank-bank Siprus .
Dewan Pelaksana ECB mengumumkan ultimatum itu hari ini setelah mereka rapat di markas besarnya di Frankfurt.
ECB mengontrol provisi atau memberi persetujuan atas bantuan likuiditas bank sentral Siprus kepada bank-bank yang bermasalah. Tanpa persetujuannya, tak ada dana dari program Emergency Liquidity Assistance (ELA) itu yang akan cair.
Padahal, dana ELA merupakan nafas terakhir bank lantaran mereka sudah tak bisa lagi meminjam dana dari pasar. Sebab, surat utang pemerintah Siprus sudah mendapat rating sampah dan tak bisa dijadikan jaminan pinjaman.
Hingga akhir Januari, bank-bank Siprus sudah menelan 9,1 miliar euro dari dana ELA.
Sayang, ECB sedang tidak mood untuk membelokkan aturannya untuk Siprus. "ELA hanya bisa diberikan jika program EU/IMF dijalankan sehingga akan memberi jaminan solvabilitas bank-bank," tulis ECB.
Plan B
Ultimatum itu datang saat para pimpinan Siprus sedang membahas 'plan B'untuk mencari dana 5,8 milair euro sebagai syarat memperoleh bailout dari Uni Eropa senilai 10 miliar euro. Maklum, sebelumnya parlemen Siprus menolak mentah-mentah rencana pemajakan simpanan nasabah Siprus. Mereka menyebutnya sebagai 'perampokan bank'.
Opsi-opsi plan B itu antara lain menasionalisasi dana pensiun dari lembaga semi pemerintah, menerbutkan obligasi darurat yang dikaitkan dengan pendapatan gas alam, atau merevisi pajak simpanan supaya hanya berlaku bagi investor besar saja.
Hari ini, tampak antrian panjang di sejumlah cabang bank di Nikosia ketika staf bank mengisi mesin ATM.
Di Moskow, Menteri Keuangan Siprus Michael Sarris mengatakan sedang membahas kemungkinan investasi Rusia di perbankan dan sektor energi Siprus. Investasi ini akan menjadi pertukaran pinjaman Rusia bagi Siprus.
Namun, pimpinan grup menteri keuangan Uni Eropa Jeroen Dijsselbloem mengatakan kepada parlemen Eropa, bahwa Moskow telah memberitahu UE ia tak berniat mengucurkan dana lagi ke Siprus di luar skema pinjaman yang ada.
"Tentu saja pemerintah Siprus sekarang masih bicara dengan pemerintah Rusia tentang apa yan gmasih bisa dilakukan lagi, saya belum tahu hasil pembicaraan itu," tuturnya.
Ia menambahkan, jika pun Rusia memberi pinjaman, itu belum menyelesaikan masalah. Rencana revisi pajak simpanan masih tetap terbuka.
"Saya tidak yakin paket ini sudah gagal dan tak ada lagi, sebab saya tak melihat banyak alternatif lain," ucapnya ke parlemen Eropa di Brussel.