kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek perang dagang, nilai akuisisi perusahaan China di luar negeri merosot tajam


Selasa, 31 Desember 2019 / 17:27 WIB
Efek perang dagang, nilai akuisisi perusahaan China di luar negeri merosot tajam
ILUSTRASI. Logo Alibaba Group di sebuah pameran selama acara World Intelligence Congress di Tianjin, China, 16 Mei 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Tahun ini, aksi merger dan akuisisi perusahaan-perusahaan China di luar negeri mencatat tahun terlemah dalam satu dasawarsa terakhir. 

Perang dagang AS-China yang meningkat plus pengawasan ketat terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok berdampak terhadap selera untuk membuat kesepakatan merger dan akusisi di luar negeri.

Melansir Reuters, data Refinitiv menunjukkan, nilai transaksi merger dan akusisi perusahaan China di luar negeri sepanjang 2019 total hanya US$ 41 miliar. Angka ini cuma hampir separuh dari pencapaian 2018 dan kurang dari seperlima dari puncak 2016. 

Nilai transaksi merger dan akusisi perusahaan China di 2019 hanya sedikit lebih tinggi dari raihan pada 2009. Ketika itu, nilai transaksi jatuh setelah krisis keuangan.

Baca Juga: AS bakal umumkan kesepakatan dagang dengan China secepatnya

Perusahaan China hanya membukukan nilai transaksi merger dan akuisis pada tahun ini di Amerika Serikat total sebesar US$ 2 miliar, anjlok 80% dibandingkan dengan pencapaian di tahun lalu.

Penyebabnya, Komite Investasi Asing AS meninjau secara retrospektif kesepakatan merger dan akusisi perusahaan asing untuk risiko keamanan nasional. Ini menyebabkan perusahaan China, Kunlun, menjual aplikasi kencan gay Grindr karena kekhawatiran seputar keamanan data.

"Kekhawatiran utama investor Tiongkok adalah potensi pushback geopolitik," kata Yuxin Shen, Partner M&A di firma hukum Freshfields Bruckhaus Deringer yang berbasis di Beijing kepada Reuters. "Kecuali jika ada alasan kuat, kami tidak melihat banyak minat China pada aset AS akhir-akhir ini".

Di dalam negeri, perusahaan-perusahaan China, yang dulu sering meminjam untuk mendanai merger dan akusisi di luar negeri, berada di bawah tekanan untuk memangkas utang karena pertumbuhan ekonomi melambat dan kontrol modal yang ketat.

Baca Juga: Harga emas hari ini cetak rekor, kian mantap di jalur kenaikan tertinggi

Fitch Ratings bulan ini menyatakan, hingga November lalu, sebanyak 4,9% dari perusahaan penerbit obligasi swasta China mengalami gagal bayar. Kontrol modal yan gketat juga mempersulit perusahaan Tiongkok untuk melunasi utang luar negeri.

Secara keseluruhan, nilai aksi merger dan akuisisi yang melibatkan perusahaan-perusahaan Asia-Pasifik di seluruh dunia tahun ini turun menjadi US$ 1,06 triliun dari US$ 1,4 triliun pada tahun lalu.




TERBARU

[X]
×