Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pada hari Senin, investor cemas menghadapi gejolak pasar setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif tambahan terhadap mitra dagang utama AS.
Langkah ini, yang dianggap sebagai awal dari perang dagang yang lebih luas, membuat dolar menguat, saham merosot, dan harga komoditas bergerak tajam.
Keputusan Trump Mengenai Tarif Impor
Trump memutuskan untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% terhadap barang-barang impor dari Meksiko dan sebagian besar barang dari Kanada, serta tarif 10% untuk barang-barang dari China.
Meskipun rincian tarif tersebut masih minim, keputusan ini menciptakan ketegangan yang lebih besar di pasar global, yang sebelumnya menganggap bahwa ancaman tarif Trump hanya sebatas gertakan.
Baca Juga: Aktivitas Pabrik Asia Melemah di Tengah Ancaman Tarif Donald Trump
Alvin Tan, kepala strategi mata uang Asia di RBC Capital Markets, mengatakan bahwa perang dagang Trump telah dimulai dan kemungkinan besar dolar tidak akan melemah dalam waktu dekat.
Keputusan Trump ini menyebabkan nilai dolar menguat karena investor memperkirakan negara-negara yang terkena dampak tarif akan melemahkan mata uang mereka untuk mengimbangi dampak ekonomi.
Reaksi Pasar Global terhadap Kebijakan Tarif
Pada hari yang sama, pasar global langsung bereaksi. Euro turun sebesar 1,3% karena kekhawatiran bahwa Eropa mungkin akan menjadi target berikutnya dalam daftar tarif.
Dolar Kanada mengalami penurunan tajam ke titik terendah dalam 20 tahun terhadap dolar AS. Selain itu, yuan China merosot di perdagangan offshore, dan harga minyak melonjak sementara logam-logam dasar mengalami penurunan.
Indeks saham utama di Asia, seperti di Hong Kong, Tokyo, Sydney, Seoul, dan Taipei, masing-masing mengalami penurunan sekitar 2%. Sementara itu, saham Eropa juga tergelincir dengan futures saham Eropa terjun 2,8%.
Baca Juga: Trump Tabuh Perang Dagang, Mata Uang Emerging Market Longsor
Dampak Terhadap Ekuitas dan Perusahaan AS
Sejumlah perusahaan di AS diperkirakan akan terdampak oleh kebijakan tarif ini, dengan para analis memperkirakan akan ada penurunan laba perusahaan akibat biaya yang lebih tinggi.
Barclays mengingatkan bahwa ketidakpastian tentang bagaimana respons negara-negara lain terhadap kebijakan ini juga dapat mempengaruhi pasar.
Saham perusahaan teknologi Taiwan, seperti Foxconn, Quanta, dan Inventec, yang memiliki pabrik di Meksiko, juga turun signifikan akibat ketegangan ini.
Respons dari Negara-Negara Terkait
China, yang masih libur pada hari Senin karena perayaan Tahun Baru Imlek, mengumumkan akan menentang tarif Trump di World Trade Organization (WTO) dan mengambil langkah-langkah balasan yang tidak disebutkan secara spesifik. Meksiko dan Kanada juga sudah memberikan sinyal untuk melakukan pembalasan terhadap kebijakan tarif ini.
Tareck Horchani, kepala perdagangan prime brokerage di Maybank Securities, mencatat bahwa banyak investor yang telah memposisikan diri dengan membeli dolar dan emas dalam beberapa pekan terakhir, namun mungkin tidak sepenuhnya siap menghadapi bagaimana cepatnya Trump mengambil tindakan nyata terhadap ancaman tarifnya.
Emas dan Kripto: Aset yang Terpengaruh
Harga emas sempat mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat lalu, namun sedikit mengalami penurunan pada hari Senin seiring dengan menguatnya dolar.
Sementara itu, kripto seperti bitcoin mengalami penurunan tajam lebih dari 8% sejak Jumat, dengan harga bitcoin turun menjadi $93.700, dan ether turun sekitar 25% menjadi $2.500, menghapuskan seluruh keuntungan yang didapat sejak Trump terpilih.
Di pasar obligasi, para investor berada dalam kebingungan di antara potensi inflasi yang lebih tinggi akibat tarif ini, serta kemungkinan pemangkasan suku bunga yang dapat mendukung harga obligasi. Suku bunga obligasi Treasury 10 tahun AS sedikit merosot, dengan imbal hasil turun sekitar 4,5 basis poin menjadi 4,52%.
Baca Juga: Waspadai 'Bear Trap' Bitcoin di Bawah US$95.000, Apa yang Harus Diperhatikan?
Prospek Jangka Panjang: Apa Yang Akan Terjadi?
Ketidakpastian tetap menghinggapi pasar karena durasi dan alasan di balik tarif ini masih belum jelas. Beberapa investor berharap akan ada kesepakatan atau bahwa tarif ini akan segera dicabut jika Trump mendapatkan apa yang dia inginkan.
Namun, dengan ketegangan yang meningkat antara AS, Kanada, Meksiko, dan China, kemungkinan untuk terjadinya kesepakatan cepat semakin tipis.
Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, berpendapat bahwa tarif yang diterapkan secara umum dan melibatkan berbagai produk dapat berisiko dan sering kali berujung pada kesalahan kebijakan. Ia juga mencatat bahwa pasar sejauh ini merasa cemas dan skeptis terhadap kebijakan Trump ini.
Dengan ketidakpastian yang terus berkembang, pasar global akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, terutama ketika respons dari negara-negara yang terdampak semakin jelas.