Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan di bawah angka psikologis US$100,000 pada 2 Februari, setelah mencapai penutupan bulanan pertama di atas US$100,000 pada Januari.
Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran inflasi, setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor pada barang-barang dari China, Kanada, dan Meksiko.
Penurunan Bitcoin: Mulai dari Bear Trap?
Penurunan harga Bitcoin ini menimbulkan kekhawatiran bahwa cryptocurrency ini bisa terjebak dalam sebuah bear trap (jebakan beruang), yang mengarah pada koreksi lebih lanjut hingga mencapai US$95,000.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan Kehancuran Emas, Perak, dan Bitcoin Akibat Tarif Trump
Menurut Ryan Lee, kepala analis di Bitget Research, level US$95,000 tetap menjadi area support yang sangat penting bagi Bitcoin.
Faktor yang Mempengaruhi Pasar:
-
Kondisi Pasar Tenaga Kerja: Tren pasar tenaga kerja dan ekspektasi kebijakan dari Federal Reserve (Fed) akan menjadi katalis utama yang harus dipantau dalam beberapa minggu mendatang. Penurunan data pasar tenaga kerja dapat memicu pengurangan suku bunga oleh Fed, yang berpotensi menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk Bitcoin.
-
Sentimen Pasar: Faktor sentimen pasar juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga Bitcoin. Jika data pasar tenaga kerja yang keluar pada 7 Februari menunjukkan ekonomi yang lesu, ada kemungkinan bahwa Bitcoin dapat mengalami kenaikan lebih lanjut.
Baca Juga: Kehancuran Pasar Sudah Dekat! 8 Prediksi Menggemparkan Robert Kiyosaki Sejak 2002
Meskipun mengalami penurunan baru-baru ini, Bitcoin mencatatkan pencapaian penting dengan penutupan bulanannya yang pertama di atas US$100,000 pada bulan Januari, mencapai US$102,412, yang mencatatkan kenaikan lebih dari 6% dibandingkan dengan penutupan bulanan rekor sebelumnya pada November 2024, yaitu US$96,441.
Bear Trap: Apa Itu dan Mengapa Penting?
Menurut beberapa analis, koreksi harga Bitcoin saat ini mungkin hanya merupakan bagian dari bear trap, sebuah koreksi sementara yang terjadi dalam tren naik jangka panjang.
Bear trap sering kali melibatkan penurunan harga yang tajam yang mengelabui investor untuk berpikir bahwa tren pasar telah berbalik arah, padahal sebenarnya itu hanyalah penurunan sementara sebelum harga melanjutkan tren naiknya.
Analisis oleh Sensei, seorang analis kripto terkenal, menunjukkan bahwa meskipun ada potensi koreksi jangka pendek, prospek Bitcoin untuk sisa tahun 2025 tetap bullish. Bitcoin ETF yang diperdagangkan di bursa spot berhasil mencatatkan rekor dengan total lebih dari US$125 miliar, yang menunjukkan semakin tingginya minat terhadap Bitcoin.
Baca Juga: Robert Kiyosaki 'Buang' Emas dan Perak! Alihkan Portofolio Investasinya ke Bitcoin
Proyeksi Harga Bitcoin untuk Tahun 2025
Meskipun sedang mengalami koreksi, para analis memperkirakan bahwa Bitcoin akan melanjutkan perjalanan bullishnya pada tahun 2025.
Beberapa proyeksi harga untuk siklus pasar 2025 bahkan memperkirakan harga Bitcoin dapat mencapai US$160,000 hingga lebih dari US$180,000.