Sumber: AFP | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank sentral Amerika Serikat kerap menghadapi kecaman dari presiden negara tersebut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa The Fed sedang dipolitisasi oleh Donald Trump.
Dilansir dari AFP, sejumlah ekonom mengungkapkan kekhawatirannya tentang perbuatan Trump terhadap The Fed. Bukan hanya desakannya untuk kembali menurunkan suku bunga, tetapi juga karena menempatkan dua orang kepercayaannya di posisi penting bank sentral tersebut.
Trump menunjuk Stephen Moore yang merupakan mantan penasihat kampanye Trump untuk duduk di Dewan Gubernur The Fed.
Satu lagi, ia menempatkan Herman Cain, mantan pimpinan The Fed regional Kansas City yang juga pernah ikut pertarungan untuk menjadi calon presiden dari Partai Republik pada 2012 namun tersandung tuduhan pelecehan seksual.
Michael Gapen dari Barclays Research menilai pilihan presiden Trump terhadap kedua orang tersebut dapat menimbulkan pertanyaan tentang independensi Federal Reserve, dan dapat dianggap sebagai upaya politisasi kebijakan moneter.
"Ancaman terhadap independensi The Fed saat ini adalah yang tertinggi dalam beberapa dasawarsa terakhir," timpal Tim Duy, profesor ekonomi di University of Oregon.
Tekanan dari Gedung Putih disebutnya belum terlihat sejak tahun 1970'an. Di mana menjelang pemilihannya kembali pada 1972, mantan presiden Richard Nixon pada saat itu mendesak Gubernur Fed Arthur Burns untuk menurunkan suku bunga.
"Donald Trump sangat marah pada Jerome Powell dan rekan-rekannya karena terus menaikkan suku bunga pada 2018 dan menyadari bahwa ia memiliki peran untuk bermain di sini. Ia dapat menunjuk siapa pun yang ia inginkan untuk duduk di The Fed," tambah Duy .
Namun Kepala penasihat ekonomi Trump Larry Kudlow membela bosnya. "Ini adalah negara bebas dan presiden memiliki banyak pendapat baik sebagai pengusaha dan investor yang sukses," katanya.