Sumber: AFP | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - ANKARA. Janji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok permukiman di Tepi Barat, jika kembali memenangkan pemilu yang digeral pada pada 9 April 2019, direspons keras oleh sejumlah pihak. Salah satunya adalah Turki.
Netanyahu menyampaikan janjinya untuk menganeksasi Tepi Barat dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal pada hari Sabtu.
Dilansir dari AFP, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut pernyataan Netanyahu tersebut sebagai sebuah hal yang tidak bertanggung jawab.
"Tepi Barat merupakan wilayah Palestina yang diduduki Israel melalui pelanggaran hukum internasional," kata Cavusoglu dalam cuitannya.
Dia menuding pernyataan itu disampaikan Netanyahu tersebut hanya demi mendapat suara dalam pemilu mendatang.
Setali tiga uang dengan juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin. Ia mengatakan Netanyahu menggunakan momentum pemilu untuk membenarkan pencaplokan wilayah Palestina. Hal itu disebutnya sebagai sebuah langkah yang melanggar hukum internasional.
"Satu lagi contoh bagaimana Netanyahu menggunakan pemilu untuk membenarkan pendudukan dan merusak solusi di antara dua negara," kata Kalin, yang mengacu pada perjanjian damai antara Israel dan Palestina.
"Jika dia terpilih kembali, apakah ini akan menjadi kemenangan demokrasi atau pendudukan? Akankah negara Barat akan bereaksi atau akankah mereka terus membiarkannya? Sungguh memalukan melihat mereka semua!," ujarnya, lagi.
Permukiman yang dibangun di atas tanah yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 tersebut dianggap ilegal oleh komunitas internasional. Namun pembangunan yang terus menerus dilakukan oleh Israel dipandang sebagai penghalang utama bagi terealisasinya perdamaian di kawasan tersebut.