CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Ekonomi global akan terkontraksi 2,2%, RI diramal selamat dari jurang resesi


Kamis, 02 April 2020 / 06:38 WIB
Ekonomi global akan terkontraksi 2,2%, RI diramal selamat dari jurang resesi
ILUSTRASI. Telekonferensi KTT G20. (AAP Image/News Corp Pool/Gary Ramage)


Sumber: The Economist | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. The Economist memprediksi outlook yang buram bagi perekonomian global, khususnya negara-negara yang tergabung dalam G20. Dalam hasil riset terbarunya, The Economist merevisi perkiraan pertumbuhan untuk semua negara di seluruh dunia seiring menyebarnya wabah virus corona. 

"Hasilnya melukiskan gambaran yang suram. Di antara seluruh negara G20, semua kecuali tiga negara akan mengalami resesi ekonomi pada tahun ini. Sementara itu, ekonomi global akan mengalami kontraksi sebesar 2,2%," papar The Economist.

Berdasarkan revisi prediksi pertumbuhan untuk negara-negara G20 pada tahun 2020, ada tiga negara yang diramal masih akan mencatatkan pertumbuhan. Indonesia merupakan salah satunya dengan revisi pertumbuhan 1% dari sebelumnya 5,1%. 

Baca Juga: Seruan Bank Dunia terhadap G20 di tengah pandemi virus corona

Dua negara lainnya adalah China dan India. Revisi pertumbuhan ekonomi China tahun ini adalah 1% dari sebelumnya 5,9%. Sementara India diramal akan mencatatkan pertumbuhan 2,1% (revisi) dari sebelumnya 6%. 

Ekonomi AS

Ekonomi AS akan mengalami kontraksi sebesar 2,8% tahun ini. Respons awal pemerintahan Donald Trump terhadap virus corona terbilang buruk, sehingga memungkinkan penyakit menyebar dengan cepat. 

Baca Juga: Dalam jangka pendek, harga minyak bisa ke level US$ 15 per barel

Selain itu, ketika risiko ekonomi yang terkait dengan Covid-19 mulai meningkat, perjanjian antara Arab Saudi dan Rusia untuk memangkas produksi minyak gagal total, yang pada akhirnya membuat harga minyak jatuh. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×