kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonomi Inggris berpeluang merosot 0,5% tahun ini


Jumat, 03 Agustus 2012 / 14:47 WIB
Ekonomi Inggris berpeluang merosot 0,5% tahun ini
ILUSTRASI. Mau rakit PC Windows 11? Ini daftar motherboard ASRock yang mendukung Windows 11


Sumber: Bloomberg | Editor: Harris Hadinata

LONDON. Tanda-tanda memburuknya ekonomi Inggris semakin jelas. National Institute of Economic and Social Research (NIESR) memprediksi ekonomi Inggris bakal mengerdil 0,5% sepanjang tahun ini. Hal ini akan membuat target defisit anggaran yang ditetapkan Menteri Keuangan George Osborne meleset.

Dalam laporan terbarunya yang dirilis hari ini, lembaga periset ekonomi asal London tersebut melaporkan ekonomi di negara kerajaan tersebut merosot lebih parah daripada proyeksi sebelumnya. Hal ini terjadi seiring usaha penghematan di sektor swasta semakin sulit dilakukan, lantaran konsolidasi fiskal dan sistem keuangan yang tidak berfungsi dengan baik.

NIESR memprediksi, Menteri Keuangan Osborne akan terpaksa mengajukan tambahan pinjaman hingga £12,5 miliar hingga Maret 2013, lebih banyak dari yang direncanakan. "Semua faktor ini akan menjadi hambatan besar pada kinerja ekonomi," kata Simon Kirby, ekonom NIESR. Ia menjabarkan, salah satu masalah besar dalam ekonomi Inggris adalah kurangnya permintaan dari pasar. Di lain pihak, pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa untuk mendongkrak permintaan tersebut.

Kirby menuturkan, anjloknya belanja konsumen, yang tercermin dari penurunan impor, akan merugikan perekonomian Inggris tahun ini. Sementara di tahun depan, hambatan pada ekonomi Inggris akan muncul dari pelemahan ekspor ke Amerika Serikat dan kawasan negara pengguna euro.

Osborne sendiri sampai saat ini masih menegaskan akan menolak semua usulan mencari utang tambahan demi mendukung perekonomian. Ia berpendapat investor masih siap menempatkan dana di Inggris, seiring tekanan yang dialami di negara pengguna euro. Perusahaan pemeringkat Standard & Poor's pekan lalu juga masih mempertahankan peringkat utang Inggris, meski ekonomi negara ini sudah mengalami kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut.

Asal tahu saja, program pengetatan anggaran yang dicanangkan Osborne di 2010 lalu ditargetkan bisa menumbuhkan ekonomi hingga 2,8% tahun ini. Alih-alih tumbuh, ekonomi Inggris kuartal dua lalu malah merosot 0,9% dari posisi di kuartal tiga 2010, tak lama setelah Perdana Menteri David Cameron mulai menjabat.

Penurunan pendapatan pajak yang disebabkan resesi juga mulai membuat para ekonom meragukan Osborne bisa memenuhi target pengurangan anggarannya pada tahun fiskal ini. Di tahun fiskal yang akan berakhir Maret 2013 nanti, Osborne menargetkan pemangkasan defisit hingga £120 miliar.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×