Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Ekonomi Malaysia kontraksi 4,5% pada kuartal III-2021. Realisasi itu membuat rebound ekonomi yang dicetak pada kuartal II-2021 lenyap.
Jumat (12/11), Bank Negara Malaysia mengatakan, walau ekonomi di kuartal III-2021 kontraksi, namun bank sentral melihat ada potensi pemulihan cepat di kuartal IV-2021 karena pembatasan virus corona yang dilonggarkan dan kegiatan ekonomi kembali di lanjutkan.
Realisasi ekonomi Malaysia yang Kontraksi 4,5% itu, jauh lebih buruk daripada perkiraan median untuk kontraksi 1,3% dari hasil survei ekonom yang dilakukan Reuters.
Bank Negara Malaysia menambahkan, bagaimanapun indikator baru-baru ini menunjukkan momentum yang lebih positif, dengan pertumbuhan untuk mempercepat pada kuartal keempat dan ke tahun depan.
"Prospek pertumbuhan tetap tunduk pada faktor risiko Covid-19 secara global dan domestik, stabilitas di pasar keuangan global dan pelonggaran gangguan rantai pasokan secara bertahap," kata Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus dalam konferensi pers, hari ini.
Baca Juga: Indonesia-Malaysia jalin kerjasama di bidang kepabeanan
Ekonomi Malaysia telah pulih dari kemerosotan yang disebabkan pandemi pada kuartal kedua, tetapi lonjakan kasus Covid-19 dan penerapan kembali pembatasan pergerakan telah membebani konsumsi dan aktivitas investasi di periode Juli-September 2021, kata bank sentral.
Bank sentral pada bulan Agustus memangkas prospek pertumbuhan Malaysia untuk tahun 2021 dalam kisaran 3% - 4%.
Namun, tingkat infeksi virus corona telah melambat secara drastis dalam beberapa pekan terakhir di tengah program vaksinasi yang ditingkatkan, meningkatkan harapan akan perubahan haluan. Lebih dari tiga perempat dari 32 juta penduduk Malaysia telah divaksinasi secara lengkap.
Malaysia sekarang memperkirakan pertumbuhan akan meningkat dalam rentang 5,5% dan 6,5% di tahun depan. Proyeksi ini diberikan karena lebih banyak sektor dibuka kembali dan di tengah harga komoditas yang lebih tinggi dan permintaan eksternal yang membaik.
Sejak tahun lalu, pemerintah telah meluncurkan paket stimulus senilai 530 miliar ringgit atau setara US$ 127,66 miliar. Sementara Bank Negara Malaysia telah memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 125 poin untuk membantu perekonomian menahan dampak pandemi.
Baca Juga: Indonesia Buka Perbatasan Wilayah dengan Malaysia
Bank Negara Malaysia mengatakan, sikap kebijakan moneternya akan terus ditentukan oleh data dan informasi baru, dan bahwa pihaknya "memperhatikan penarikan dukungan kebijakan yang prematur."
Nor Shamsiah menekankan bahwa Malaysia tidak menghadapi stagflasi dan tekanan harga akan tetap moderat pada 2022. Inflasi utama telah melambat menjadi 2,2% pada kuartal ketiga, dari 4,1% pada kuartal kedua.
"(Kami) akan terus memantau dengan cermat tanda-tanda pemulihan yang lebih mengakar di lingkungan ketidakstabilan harga," kata Nor Shamsiah.
"Bank juga tetap waspada terhadap penumpukan ketidakseimbangan keuangan," pungkas dia.