Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Memburuknya ekonomi Selandia Baru diamini oleh bank sentral dengan merilis perkiraan suram pada hari Selasa (5/11). Meningkatnya pengangguran dan tertundanya rencana investasi bisnis membuat ekonomi Selandia Baru tertekan.
Bank Sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand's (RBNZ), mengatakan bahwa pelemahan aktivitas ekonomi domestik saat ini menjadi lebih jelas. Kombinasi antara pertumbuhan global yang lemah serta suku bunga yang tinggi sukses mengurangi permintaan.
Dalam laporannya, RBNZ menjelaskan bahwa meningkatnya pengangguran mulai menimbulkan kesulitan keuangan yang serius di level rumah tangga.
Baca Juga: Malaysia Ajukan Keberatan ke Vietnam Terkait Perluasan Terumbu Karang
"Bisnis mengalami profitabilitas yang lebih rendah dan permintaan yang lemah, dan tekanan biaya yang berkepanjangan telah membuat lingkungan perdagangan lebih sulit bagi perusahaan," tulis RBNZ dalam laporannya, dikutip Reuters.
Mengutip Bloomberg, perekonomian Selandia Baru mengalami kontraksi pada kuartal kedua dan diperkirakan akan terus menyusut dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan September, yang berujung pada resesi.
RBNZ mempertahankan kebijakan moneter ketat selama sebagian besar tahun 2022 dan 2023 sebelum mulai memangkas suku bunga pada bulan Agustus.
Baca Juga: Bos JPMorgan Peringatkan Perang Dunia III Mungkin Telah Dimulai
Tonton: CEO JPMorgan Peringatkan Indikator Perang Dunia III Mungkin Telah Dimulai
Sistem Ekonomi Selandia Baru Tetap Tangguh
Selama dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Selandia Baru mengalami fluktuasi. Dalam banyak waktu, ekonominya jatuh ke wilayah negatif.
RBNZ memperkirakan ekonomi negara mengalami kontraksi pada kuartal ketiga, dengan alasan bahwa mereka telah menaikkan suku bunga tunai untuk meredam permintaan dan menurunkan inflasi. Di saat yang sama, Pengangguran meningkat dan sentimen tetap lesu.
Sejak bulan Agustus 2024, RBNZ telah memangkas suku bunga tunai resmi sebesar 75 basis poin karena inflasi mereda.
Di tengah kesulitan ekonomi ini, bank sentral cukup percaya diri bahwa sistem keuangan Selandia Baru tetap tangguh dan risiko terhadap sistem tetap terkendali.
Baca Juga: Ini Pembalasan Pertama China ke Uni Eropa Terkait Perang Dagang Mobil Listrik
RBNZ mengatakan, bank-bank di seluruh negeri telah mengantisipasi sedikit peningkatan dalam pinjaman bermasalah meskipun masih di bawah tingkat yang terlihat pada resesi sebelumnya.
"Bank-bank di Selandia Baru memiliki posisi yang baik untuk terus mendukung rumah tangga dan bisnis, termasuk menangani potensi gagal bayar pinjaman secara efektif," kata Wakil Gubernur Kelompok Stabilitas Keuangan Selandia Baru, Christian Hawkesby.
RBNZ tetap yakin bahwa bank berada dalam posisi keuangan yang kuat untuk mengelola gagal bayar pinjaman.