Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Konsep "gaya hidup kelas menengah" telah menjadi landasan identitas ekonomi di semua negara selama beberapa generasi.
Artikel ini membahas mengenai kelas menengah di Amerika Serikat. Namun, bisa dijadikan gambaran untuk kelas menengah di negara lain, termasuk Indonesia.
Secara tradisional, konsep ini mewakili stabilitas keuangan, kepemilikan rumah, akses ke layanan kesehatan dan pendidikan, serta kemampuan untuk menikmati kegiatan rekreasi sesekali.
Namun, gaya hidup ini telah menjadi semakin sulit bagi banyak orang dalam beberapa tahun terakhir. Pergeseran ekonomi, kenaikan biaya, dan upah yang stagnan telah menciptakan tantangan baru bagi mereka yang bercita-cita untuk mendapatkan keamanan kelas menengah.
Artikel ini membahas lima tanda utama yang mungkin menunjukkan seseorang telah kehilangan akses ke gaya hidup kelas menengah tradisional berdasarkan ambang batas keuangan dan perubahan gaya hidup yang membedakan realitas ekonomi saat ini dari generasi sebelumnya.
Melansir New Trader U, berikut adalah lima tanda Anda telah kehilangan gaya hidup kelas menengah:
Baca Juga: Nasihat Robert Kiyosaki untuk Kelas Menengah, Ada 1 Nasihat yang Harus Dihindari
Tanda 1: Biaya Perumahan Anda Melebihi 40% dari Pendapatan Bulanan Anda
Keterjangkauan perumahan telah lama dianggap sebagai landasan stabilitas keuangan kelas menengah.
Pakar keuangan secara tradisional merekomendasikan untuk membelanjakan tidak lebih dari 30% dari pendapatan kotor Anda untuk biaya perumahan.
Ketika biaya perumahan merangkak di atas 40%, hal itu secara signifikan menjauhkan stabilitas keuangan kelas menengah.
Ambang batas ini penting karena biaya perumahan yang berlebihan menciptakan efek berjenjang di seluruh anggaran Anda.
Kontribusi pensiun menurun, tabungan darurat menyusut, dan utang sering kali meningkat untuk menutupi biaya dasar.
Baca Juga: Ketahui Nilai Kekayaan Bersih yang Menentukan Kelas Atas, Menengah, dan Bawah