Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - HANOI. Pemerintah Vietnam menyatakan bahwa ekonominya tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 8,22% pada kuartal ketiga, ketika tarif 20% untuk impor produk-produknya dari AS mulai berlaku, meningkat dari pertumbuhan sebesar 7,96% pada kuartal kedua.
"Ini adalah pertumbuhan kuartalan tertinggi sejak 2011, tidak termasuk lonjakan pada tahun 2022 akibat pemulihan pascapandemi COVID-19," demikian pernyataan pemerintah, mengutip Menteri Keuangan Nguyen Van Thang seperti diberitakan Reuters, Minggu (5/10/2025).
Kuartal ketiga juga ditandai oleh gangguan cuaca ekstrem, dengan delapan badai melanda negara itu, termasuk Topan Bualoi, yang menyebabkan kerugian sekitar 16,5 triliun dong (US$ 625,5 juta).
Baca Juga: Topan Bualoi Timbulkan Kerugian Rp5 Triliun di Vietnam, 29 Orang Tewas
Menurut data pemerintah, selama sembilan bulan pertama tahun ini, PDB Vietnam tumbuh 7,84% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Vietnam menargetkan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 8,3%-8,5% tahun ini. Angka ini lebih cepat dari pertumbuhan tahun lalu sebesar 7,09%, dan lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia sebesar 6,6% dan perkiraan Dana Moneter Internasional sebesar 6,5%.
Harga konsumen naik 3,27% year-on-year pada periode Januari-September, dengan inflasi September sebesar 3,38%, menurut pernyataan tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan akan merilis data ekonomi lengkap, termasuk angka perdagangan, pada hari Senin.
($1 = 26.380,0000 dong)