CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.755   -10,00   -0,06%
  • IDX 8.419   57,19   0,68%
  • KOMPAS100 1.168   9,09   0,78%
  • LQ45 851   7,59   0,90%
  • ISSI 294   2,42   0,83%
  • IDX30 443   2,80   0,64%
  • IDXHIDIV20 514   3,19   0,62%
  • IDX80 131   1,18   0,91%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 142   0,98   0,69%

Eksodus Orang Kaya, Eksekutif Family Office Qatar Hengkang dari Inggris


Rabu, 19 November 2025 / 11:36 WIB
Eksodus Orang Kaya, Eksekutif Family Office Qatar Hengkang dari Inggris
Orang-orang berjalan di dekat gedung Bank of England, pada hari konferensi pers Laporan Kebijakan Moneter, di London, Inggris, 6 November 2025. REUTERS/Maja Smiejkowska


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Michele Faissola, eksekutif senior di family office mantan Emir Qatar, masuk dalam daftar panjang individu superkaya yang hengkang dari Inggris akibat kenaikan pajak. 

Melansir, Menafn.com, Rabu (19/11/2025), berdasarkan dokumen terbaru, Faissola yang lebih dari satu dekade berkarier di London kini menetapkan Italia sebagai tempat tinggal utamanya.

Faissola merupakan mantan eksekutif Deutsche Bank yang bergabung dengan Dilmon Family Office pada 2018. Lembaga itu mengelola kekayaan besar Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, mantan Emir Qatar. 

Baca Juga: Tren Baru Superkaya, Family Office Jadi Senjata Rahasia Jaga Kekayaan dan Warisan

Keputusan pindah dari London menandai perubahan besar bagi Faissola yang selama ini dikenal sebagai bagian dari elite finansial Inggris. Langkahnya sekaligus memperlihatkan semakin besarnya kekhawatiran atas beban pajak terhadap kalangan kaya di Inggris.

Faissola belum memberikan komentar, namun kepindahannya mencerminkan tren yang kian kuat. Banyak individu berpenghasilan tinggi memilih menetap di negara yang menawarkan rezim pajak lebih ramah. 

Sejumlah tokoh lainnya juga mengikuti arah serupa dengan memilih lokasi seperti Swiss, Monako, dan Italia sebagai basis tempat tinggal baru.

Pemerintah Inggris telah menaikkan pajak penghasilan, pajak capital gain, dan berbagai pungutan lain guna menutup defisit anggaran. Kebijakan ini memicu perdebatan. 

Baca Juga: Luhut Pastikan Family Office Tak Bebani APBN, Investor Global Mulai Lirik Indonesia?

Para pengkritik menilai kenaikan pajak bisa memicu arus keluar modal dan merugikan sektor keuangan Inggris. Sebaliknya, pendukung menganggap langkah itu penting untuk menyehatkan fiskal dan menjaga layanan publik.

Kenaikan pajak untuk kelompok berpenghasilan tertinggi menjadi bagian dari tren yang lebih luas di Inggris. Pengenaan surcharge pada penghasilan tertinggi dan penyesuaian tarif capital gain membuat sebagian kalangan mempertanyakan kembali daya tarik Inggris sebagai tempat tinggal maupun berusaha. 

Akibatnya, semakin banyak individu kaya yang mencari yurisdiksi dengan beban pajak lebih ringan.

Bagi pengelola kekayaan besar seperti Faissola, keputusan pindah tempat tinggal tidak semata soal pajak. Faktor gaya hidup, keamanan, hingga stabilitas politik juga ikut dipertimbangkan. 

Fenomena keluarnya orang-orang kaya dari Inggris ini menimbulkan diskusi mengenai dampak jangka panjang pada daya saing Inggris sebagai pusat keuangan global.

Baca Juga: Rencana Bangun Family Office, Luhut Tegaskan Tak Pakai APBN

Mobilitas yang makin tinggi di kalangan orang kaya juga ikut mendorong tren ini. 

Dukungan teknologi digital dan pola kerja jarak jauh membuat eksekutif dan pemilik usaha semakin mudah beroperasi lintas negara. Dalam ekonomi global yang saling terhubung, kemudahan memindahkan aset dan aktivitas bisnis menjadi pertimbangan utama bagi mereka yang memilih pindah negara.

Selanjutnya: Kumpulan Promo Burger Bangor Periode November 2025, Paket Burger Spesial Mulai Rp 46K

Menarik Dibaca: Kumpulan Promo Burger Bangor Periode November 2025, Paket Burger Spesial Mulai Rp 46K




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×