Reporter: Femi Adi Soempeno |
BEIJING. Ekspor China kemungkinan anjlok paling besar dalam satu dekade di bulan Desember lalu ditengah resesi global yang kian dalam. Hal ini mendesakkan adanya ekstra usaha agar segera diimplementasikan untuk mendorong pertumbuhan.
Pengiriman dari negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia ini turun 5,3% dari periode yang sama tahun lalu setelah terkikis 2,2% di bulan November. Hal ini mencuat dari prediksi tengah 16 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Lembaga pajak kemungkinan akan merilis angka-angka yang berkaitan dengan hal ini pada hari ini.
Di Eropa, kepercayaan konsumen juga telah tergerus ke level yang paling rendah dalam 15 tahun ini. Penyebabnya adalah perekonomian yang kian mencekik Eropa sejak The Great Depression. Padahal, Eropa merupakan pasar terbesar ekspor China. Sementara itu laba sejumlah manufaktur juga telah terbabat. Misalnya saja, Hon Hai Precision Industry Co., pembuat kontrak elektronik terbesar di dunia.
"Ekspor tidak akan pulih segera karena resesi yang terjadi di sejumlah perekonomian utama di dunia," kata Xu Pingsheng, ekonom State Information Center do Beijing. Menurutnya,k hampir bisa dipastikan bahwa kontribusi ekspor tahun ini tidak akan membukukan pertumbuhan alias zero, atau bahkan mungkin negatif. Xu memprediksikan pengiriman akan menurun sebesar 17% di tahun 2009.
Sejak bulan Oktober lalu, China telah menaikkan potongan dan juga insentif, untuk penjualan di seluruh dunia. China juga telah sepakat untuk menaikkan pinjaman ekspor untuk membantu para eksportir. Mata uang China telah menguat 0,5% terhadap dolar AS di semester kedua tahun lalu.
Di pasar AS, ekspor hanya bergerak 9,6% di 11 bulan pertama di tahun 2008, lebih mini jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu membukukan 15,.2%.
Ekspansi ekkspor maupun impor China kemungkinan akan melambat lebih kecil dari 5% tahun ini lantaran remuknya permintaan di luar China yang mengikis penjualan produk China di seluruh dunia. Pemerintah menghitung perdagangan tahun lalu hanya berkembang sebesar 18%.