Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor magnet tanah jarang (rare earth magnets) China ke Amerika Serikat melonjak tajam pada Juni 2025, meningkat lebih dari tujuh kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.
Lonjakan ini terjadi setelah kesepakatan dagang penting antara Beijing dan Washington yang berhasil melonggarkan hambatan ekspor mineral kritis tersebut.
Ekspor Naik 660%, Pulihkan Rantai Pasok Global
Berdasarkan data Administrasi Umum Bea Cukai China yang dirilis Minggu (13/7), pengiriman magnet tanah jarang dari China ke AS mencapai 353 metrik ton pada Juni — naik 660% dibandingkan Mei.
Sebagai produsen terbesar di dunia, China memasok lebih dari 90% kebutuhan global untuk magnet tanah jarang yang digunakan dalam mobil listrik (EV), turbin angin, dan perangkat elektronik canggih.
Baca Juga: Kontrol Ekspor Tanah Jarang China: Positif untuk Beijing, Negatif untuk Bisnis
Lonjakan ini menandai pemulihan tajam setelah dua bulan sebelumnya pengiriman merosot akibat pengetatan ekspor oleh otoritas China sebagai respons atas tarif dagang dari AS.
Dampak Pembatasan Ekspor dan Pemulihan Pasar
China pada awal April menambahkan beberapa jenis logam tanah jarang ke dalam daftar pembatasan ekspor sebagai langkah balasan atas kebijakan tarif Washington. Akibatnya, ekspor magnet tanah jarang mengalami keterlambatan signifikan selama April dan Mei karena proses perizinan ekspor yang memakan waktu lama.
Penurunan pasokan global tersebut sempat mengganggu rantai pasok industri kendaraan listrik dan energi terbarukan, bahkan menyebabkan beberapa produsen otomotif di luar China menghentikan sebagian produksi akibat kelangkaan bahan baku.
Namun, pada Juni, kedua negara mencapai kesepakatan dagang yang mencakup pelonggaran ekspor magnet dan mineral tanah jarang, termasuk izin lanjutan bagi sejumlah eksportir China.
Volume Ekspor Global Naik, Meski Masih di Bawah Tahun Lalu
Secara global, ekspor magnet tanah jarang China pada Juni mencapai 3.188 ton, naik 157,5% dari Mei (1.238 ton). Meski demikian, volume tersebut masih 38,1% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Baca Juga: Jepang Temukan Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dasar Laut, Siap Tantang China?
Menurut para analis, ekspor diperkirakan akan terus meningkat pada Juli karena semakin banyak perusahaan telah mendapatkan lisensi ekspor setelah kesepakatan pada Juni.
Meski terjadi pemulihan pada Juni, total ekspor magnet tanah jarang China selama semester pertama 2025 tercatat sebesar 22.319 ton, turun 18,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini mencerminkan dampak besar dari ketegangan dagang dan kebijakan ekspor ketat yang berlaku pada awal tahun.