Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas dunia masih bertahan di atas level US$ 4.000 per ons troi pada perdagangan Kamis (9/10/2025), seiring investor mencermati kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Ketidakpastian geopolitik serta ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) terus menopang sentimen bullish terhadap logam mulia.
Baca Juga: Emas Tembus US$4.000 per Ons, Trump Efek Dorong Reli Perak, Platinum, dan Paladium
Perak juga menembus level psikologis US$ 50 per ons troi untuk pertama kalinya, didorong oleh reli emas yang mencetak rekor baru, meningkatnya permintaan investor, serta defisit pasokan global.
Mengutip Reuters, harga spot emas stabil di US$ 4.038,59 per ons troi pada pukul 12.26 GMT. Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember turun tipis 0,3% ke US$ 4.057,70 per ons troi.
Sehari sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 4.059,05.
Baca Juga: Harga Emas Tembus US$ 4.000, Perak Cetak Rekor Baru di Tengah Guncangan Global
Sementara itu, harga perak naik 2,2% menjadi US$ 50,01 per ons troi. Sepanjang tahun ini, logam putih tersebut sudah menguat lebih dari 73%, ditopang oleh faktor yang sama dengan reli emas serta kondisi pasar fisik yang ketat.
“Yang menarik dari pasar perak adalah posisi beli bersih (net long) tidak melonjak signifikan, sehingga kenaikan harga kali ini tidak hanya dipicu spekulasi, tetapi juga didukung fundamental yang kuat,” ujar analis independen Ross Norman.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas, yang menjadi tahap pertama dari rencananya untuk mengakhiri perang di Gaza.
Namun, analis menilai sentimen bullish emas masih terjaga.
“Rally emas memang menghadapi tekanan setelah terobosan diplomatik di Gaza yang menurunkan permintaan aset aman, sementara penguatan dolar AS membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Meski demikian, bias kenaikan masih kuat dan peluang mencetak rekor baru tetap terbuka,” kata Nikos Tzabouras, Senior Market Analyst di Tradu.
Baca Juga: Utang Dunia Melonjak Tajam, Investor Serbu Bitcoin, Emas, dan Perak
Indeks dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dua bulan, membuat harga emas dalam denominasi dolar menjadi kurang menarik bagi investor global.
Sejumlah faktor seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina, pembelian besar oleh bank sentral, aliran dana ke ETF, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga AS turut memperkuat reli emas tahun ini.
Harga emas telah melonjak lebih dari 53% sepanjang tahun berjalan (year-to-date), berpotensi mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak krisis minyak 1979.
Dari risalah rapat The Fed tanggal 16–17 September, para pejabat sepakat bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja AS cukup tinggi untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, meskipun inflasi masih menjadi kekhawatiran.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember.
Baca Juga: Harga Emas, Perak, dan Tembaga Meroket Pecahkan Rekor Tertinggi
UBS dalam laporannya menyebutkan, penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) juga menambah momentum kenaikan harga emas, di tengah meningkatnya kekhawatiran fiskal di Jepang dan Prancis akibat perubahan kepemimpinan politik.
“Jika sentimen risiko global terus membaik, harga emas mungkin terkoreksi dalam jangka pendek karena investor kembali ke aset berisiko,” ujar Lukman Otunuga, analis riset senior FXTM.
Di sisi lain, harga platinum naik tipis 0,1% ke US$ 1.664,30 per ons troi, sementara palladium menguat 1,9% ke US$ 1.476,35 atau level tertinggi lebih dari dua tahun.