Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut Bagga, outlook perak bahkan lebih kuat daripada emas karena sifat gandanya — sebagai logam mulia dan sekaligus bahan penting industri.
“Dengan maraknya spekulasi dan ketidakseimbangan di pasar fisik, investor perlu hati-hati. Tapi tren jangka panjangnya tetap naik, didukung pertumbuhan industri,” ujarnya.
Pandangan serupa juga datang dari Ajay Kedia, pendiri dan direktur Kedia Commodities.
“Seperti halnya kita melihat kenaikan parabolis dalam dua bulan terakhir, koreksi ini sebenarnya sudah lama ditunggu. Dari Agustus sampai sekarang, kita baru saja melewati reli terbesar dalam sembilan minggu — lonjakan satu arah,” ujar Kedia.
Kedia menambahkan, selain aksi ambil untung, faktor lain seperti rencana pembicaraan antara AS dan China, serta dialog perdamaian AS–Rusia, juga ikut mendorong koreksi harga.
“Semua perkembangan itu memicu penurunan harga. Secara teknikal, pasar sudah sangat jenuh beli, jadi koreksi memang tak terhindarkan,” katanya.
Tonton: UPDATE HARGA EMAS ANTAM 18 OKTOBER
Namun, Kedia menegaskan bahwa penurunan ini bukan berarti tren bullish emas dan perak sudah berakhir.
“Tidak ada yang tahu kapan Trump akan bertindak lagi. Untuk saat ini, ini adalah penurunan besar pertama dalam delapan minggu. Pekan depan akan jadi penentu,” katanya.
Meski harga jatuh tajam, kedua analis sepakat bahwa prospek jangka panjang untuk logam mulia tetap positif. Koreksi ini hanyalah bagian dari siklus alami pasar setelah reli berkepanjangan.