kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

EMERGING MARKETS: Rupiah dan Ringgit Terus Melemah, Fokus ke Keputusan Suku Bunga


Senin, 16 Desember 2024 / 16:00 WIB
EMERGING MARKETS: Rupiah dan Ringgit Terus Melemah, Fokus ke Keputusan Suku Bunga
ILUSTRASI. Pasar Asia berfluktuasi pada Senin (16/12), di tengah pelemahan rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia, serta penurunan bursa saham regional. Tribunnews/Jeprima


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pasar Asia berfluktuasi pada Senin (16/12), di tengah pelemahan rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia, serta penurunan bursa saham regional.

Investor menanti keputusan suku bunga dari bank sentral lokal dan The Fed pada pekan ini. 

Rupiah melemah hingga 0,2%, melewati level psikologis 16.000 per dolar AS. Hal ini menambah tekanan pada keputusan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada 18 Desember.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,20% ke Rp 16.019 Per Dolar AS pada Senin (16/12)

BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga meskipun intervensi pasar sebelumnya gagal membendung penurunan nilai rupiah, yang telah merosot lebih dari 6% sejak puncaknya pada September. 

Di Malaysia, ringgit memperpanjang pelemahan selama enam sesi berturut-turut, turun 0,1% ke level terendah sejak 4 Desember. Pelemahan ini dipicu oleh ekspektasi kenaikan inflasi utama dalam data yang akan dirilis Jumat.

Bank Negara Malaysia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada rapat 22 Januari mendatang, tetapi analis mengatakan pelonggaran kebijakan mungkin terjadi pada 2025 jika pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan. 

Won Korea Selatan sempat menguat 0,5% setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan akhir pekan lalu, tetapi kemudian berbalik melemah 0,2% menjadi 1.437,5 per dolar AS pada pukul 07.23 GMT. Ketidakpastian politik menjadi faktor utama pelemahan won. 

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat Tipis 0,04% ke Rp 16.002 Per Dolar AS pada Senin (16/12)

"Won dapat menguat menuju level 1.400 pada kuartal pertama, memberikan peluang bagi importir untuk melakukan lindung nilai risiko FX," ujar Poon Panchibool, Markets Strategist di Krung Thai Bank.

Namun, rencana kenaikan tarif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump dapat melemahkan won lebih lanjut, tambahnya. 

Di tingkat global, indeks dolar AS mendekati level tertinggi tiga minggu di 107,18, didorong oleh ekspektasi keputusan suku bunga The Fed pada 18 Desember, dengan potensi pelonggaran moneter yang lebih lambat pada 2025 meskipun diprediksi ada pemotongan awal. 

Bank of Thailand diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada Rabu (18/12). Sementara bank sentral Filipina kemungkinan mengumumkan pemotongan suku bunga pada Kamis (19/12), setelah sebelumnya memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober.

Baht Thailand dan peso Filipina diperdagangkan stabil. 

Baca Juga: Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% di 2025

Sebagian besar bursa saham Asia melemah pada hari ini. Bursa Bangkok turun 1,1%, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah hampir 1%. Sedangkan, bursa saham di Mumbai turun 0,5%. Pasar Manila diperdagangkan datar. 

Di Jepang, Bank of Japan (BOJ) dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada Kamis.

Reuters melaporkan bahwa bank sentral Jepang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga, memberi waktu lebih banyak untuk mengevaluasi risiko eksternal dan prospek upah tahun depan.   

Selanjutnya: Operasi Modifikasi Cuaca di Wilayah Jakarta Efektif Kurangi Hujan Hingga 67%

Menarik Dibaca: 3 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dicampur dengan Alpha Arbutin, Catat Ya!



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×