kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Empat Aktivis Pro-Demokrasi Myanmar Dieksekusi Mati Junta Militer


Senin, 25 Juli 2022 / 10:57 WIB
Empat Aktivis Pro-Demokrasi Myanmar Dieksekusi Mati Junta Militer
ILUSTRASI. Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NAYPYIDAW. Pemerintah militer Myanmar pada hari Senin (25/7) melaporkan telah mengeksekusi mati empat orang tokoh pro-demokrasi yang dianggap telah melakukan aksi teror dan menentang pemerintahan.

Surat kabar lokal, Global New Light of Myanmar, mengabarkan bahwa tokoh demokrasi Kyaw Min Yu alias Jimmy dan mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw adalah dua orang yang dieksekusi.

Kedua toko tersebut adalah sekutu pemimpin Myanmar yang digulingkan militer, Aung San Suu Kyi. Dua orang lainnya yang dieksekusi adalah Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw.

Baca Juga: Pemimpin Junta Myanmar Kunjungi Moskow, Bidik Penguatan Kerjasama Pertahanan

Dilansir dari Reuters, keempatnya menerima hukuman mati pada Januari lalu dalam persidangan tertutup. Mereka dituduh membantu milisi memerangi tentara dan melancarkan tindakan keras berdarah terhadap lawan-lawannya.

Pada bulan Juni lalu, banding keempatnya ditolak pengadilan. Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), mengatakan eksekusi yudisial terakhir Myanmar terjadi pada akhir 1980-an.

Keempatnya didakwa dengan undang-undang kontra-terorisme dan hukum pidana. Media lokal mengabarkan bahwa keempatnya menjalani hukuman sesuai dengan prosedur penjara.

Baca Juga: Amnesty International Temukan Bukti Kejahatan Perang yang Dilakukan Militer Myanmar

Bulan lalu, juru bicara militer Zaw Min Tun menegaskan bahwa hukuman mati akan dipertahankan, dengan alasan bahwa hukuman jenis ini telah banyak digunakan di banyak negara.

Zaw pun menyebut para terdakwa telah menyebabkan banyak warga sipil tewas karena provokasinya.

"Setidaknya 50 warga sipil tak berdosa, tidak termasuk pasukan keamanan, tewas karena mereka. Bagaimana Anda bisa mengatakan ini bukan keadilan? Tindakan yang diperlukan harus dilakukan pada saat-saat yang diperlukan," ungkap Zaw.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×