kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

Era Keemasan Tesla Berakhir, Apakah Ini Menjadi Kejatuhan Kerajaan Bisnis Elon Musk?


Senin, 05 Mei 2025 / 14:24 WIB
Era Keemasan Tesla Berakhir, Apakah Ini Menjadi Kejatuhan Kerajaan Bisnis Elon Musk?
ILUSTRASI. Tesla, yang dulunya merupakan simbol inovasi teknologi dan kesuksesan, kini berada di persimpangan jalan. REUTERS/Aly Song/File Photo


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla, yang dulunya merupakan simbol inovasi teknologi dan kesuksesan, kini berada di persimpangan jalan. Perusahaan yang sebelumnya tampak tak tergoyahkan di bawah kepemimpinan Elon Musk kini menghadapi salah satu periode yang paling menantang. 

Mengutip unionrayo, penurunan penjualan sebesar 9% dan penurunan laba bersih sebesar 71% telah mengguncang perusahaan dan meruntuhkan fondasinya. Badai sempurna kini terbentuk di sekitar Tesla, dan pertanyaan yang ada di benak banyak orang adalah: Apakah kita sedang menyaksikan kejatuhan kerajaan Musk?

Popularitas Elon Musk yang Menurun

Dulu, Elon Musk dianggap sebagai pelopor di dunia teknologi—seorang inovator jenius yang mampu mengubah masa depan. Namun, survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari setengah konsumen kini memiliki pandangan negatif terhadapnya, dengan 60% mengungkapkan ketidaksetujuan.

Penurunan tajam dalam sentimen publik ini menjadi masalah serius bagi Tesla karena Musk bukan hanya CEO, tetapi juga wajah perusahaan.

Perubahan dalam popularitas Musk dimulai setelah ia terlibat dalam dunia politik, terutama setelah keterlibatannya dengan cryptocurrency DOGE yang tidak populer.

Sebagai akibatnya, Musk terjerat dalam serangkaian kontroversi publik, wawancara, dan peristiwa yang semakin merusak citranya. Dulu simbol kemajuan, Musk kini menemukan dirinya berada di sisi berlawanan dengan opini publik, dan hal ini tentu mempengaruhi Tesla.

Baca Juga: Tesla Tawarkan Diskon Besar-besaran di Tengah Anjloknya Laba Perusahaan

Meski ada rumor yang mengatakan bahwa Tesla mungkin sedang mencari CEO baru untuk menggantikan Musk, perusahaan tetap membantah kemungkinan tersebut. Namun, fakta bahwa rumor ini sampai ke media sudah cukup menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam lingkaran kepemimpinan perusahaan.

Siapakah yang akan menggantikan Musk sebagai wajah Tesla? Dan yang lebih penting, apakah pergantian di pucuk pimpinan akan cukup untuk menghidupkan kembali masa depan perusahaan?

Kompetisi Sengit Semakin Dekat

Sementara Tesla bergumul, para pesaingnya terus melaju dengan kecepatan tinggi. Perusahaan-perusahaan seperti BYD, Hyundai, dan General Motors dengan cepat meluncurkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau dilengkapi dengan teknologi canggih dan kampanye pemasaran yang agresif.

Merek-merek ini berhasil merebut hati konsumen yang sebelumnya loyal terhadap Tesla. Perubahan besar dalam loyalitas konsumen ini tentu tidak luput dari perhatian, dan semakin jelas bahwa Tesla bukan lagi pemimpin tak terbantahkan di pasar kendaraan listrik.

Salah satu keluhan utama dari konsumen dan investor adalah kurangnya penawaran produk baru dari Tesla. Sementara pesaing secara konsisten memperbarui lini produk mereka, Tesla justru mengalami stagnasi.

Tidak ada peluncuran signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan meskipun ada rumor tentang pengumuman besar yang akan datang, belum ada konfirmasi resmi. Investor dan konsumen semakin cemas, dan periode stagnasi yang lama ini mulai memengaruhi reputasi Tesla.

Baca Juga: Elon Musk Murka! Setelah Direksi Tesla Diberitakan Sedang Mencari Penggantinya

Paruh kedua tahun 2025 akan menjadi waktu yang sangat krusial bagi Tesla. Jika perusahaan tidak bisa membalikkan tren penurunan ini, kemungkinan besar Tesla akan kehilangan lebih banyak pasar di tingkat global.

Pilihan yang diambil Elon Musk—beserta pernyataan publik yang disampaikannya—akan memainkan peran penting dalam menentukan masa depan Tesla. Keputusan-keputusan ini dapat memiliki dampak yang lebih luas, tidak hanya untuk Tesla, tetapi juga untuk industri kendaraan listrik secara keseluruhan.

Akankah Tesla Merebut Kembali Tahtanya?

Pada titik ini, jelas bahwa Tesla sedang berjalan di atas tali. Perusahaan ini berada dalam situasi yang sangat berbahaya: tidak ada margin laba, citra publik yang rusak, dan kompetisi sengit yang semakin mendekat.

Namun, tidak semua berakhir suram. Tesla masih memiliki potensi yang signifikan, terutama jika mereka dapat berinovasi kembali dan merebut kepercayaan konsumen dan investor.

Apakah Tesla akan berhasil merebut kembali posisinya sebagai kekuatan dominan di pasar kendaraan listrik? Itu masih harus dilihat. Jalan ke depan tidak pasti, dan jelas bahwa masa depan Tesla sangat bergantung pada keberanian dan visi kepemimpinan mereka.

Akankah kerajaan Musk runtuh, atau bisakah dia membalikkan keadaan tepat waktu? Hanya waktu yang akan menjawab.

Selanjutnya: Di Tangan Hery Gunardi, Ini Strategi BRI Untuk Tumbuh Berkelanjutan

Menarik Dibaca: Di Tangan Hery Gunardi, Ini Strategi BRI Untuk Tumbuh Berkelanjutan



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×