kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erdogan pecat Gubernur Bank Sentral Turki, lira langsung anjlok 16%


Senin, 22 Maret 2021 / 06:50 WIB
Erdogan pecat Gubernur Bank Sentral Turki, lira langsung anjlok 16%
ILUSTRASI. Mata uang Turki, Lira, anjlok 16% mendekati level terendah sepanjang masa pada Senin (22/3/2021) pagi. REUTERS/Murad Sezer/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Mata uang Turki, Lira, anjlok 16% mendekati level terendah sepanjang masa. Pelemahan lira terjadi Presiden Turki Tayyip Erdogan membuat keputusan mengejutkan pada akhir pekan yakni memecat Gubernur Bank Sentral Turki yang cenderung untuk menaikkan suku bunga (hawkish).

Mengutip Reuters, jika dihitung, sejak pertengahan 2019 hingga saat ini, sudah tiga kali Erdogan memecat gubernur bank sentral. Pada akhir pekan kemarin, dia menunjuk Sahap Kavcioglu, mantan bankir dan anggota parlemen partai berkuasa, untuk menduduki jabatan tersebut.

Seorang sumber Reuters membisikkan, Kavcioglu telah berusaha untuk meredakan kekhawatiran atas aksi jual mata uang yang tajam, di mana dia mengatakan kepada CEO bank bahwa dirinya tidak merencanakan perubahan kebijakan dalam waktu dekat.

Tetapi Goldman Sachs dan bank lainnya memperkirakan nilai tukar lira dan aset Turki akan jatuh ketika pasar keuangan dibuka pada minggu ini mengingat pandangan gubernur baru yang dovish dan apa yang dipandang sebagai kerusakan terbaru pada kredibilitas bank.

Baca Juga: Erdogan dan Putin resmikan pembangunan reaktor nuklir baru di Turki

Data Reuters menunjukkan, mata uang lira melorot lebih dari 16% ke level 8,4 versus dolar pada Senin (21/3/2021) pagi, dari posisi 7,2185 pada hari Jumat. Dengan demikian, lira mendekati level terendah yang terjadi pada awal November ketika mata uang ini mencapai rekor intraday di posisi 8,58.

Para analis memperkirakan lira akan turun tajam mengingat kebijakan keras Erdogan yang menentang suku bunga tinggi dan campur tangan dalam kebijakan bank sentral. Hal ini dinilai telah membebani ekonomi negara tersebut selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Rusia siap negosiasi dengan Turki soal penjualan jet tempur Su-35 dan Su-57

Para analis juga berpendapat, perombakan terbaru dapat membalikkan langkah-langkah hawkish dan ortodoks yang diambil oleh pendahulunya Naci Agbal, sehingga bisa menekan ekonomi Turki menuju krisis neraca pembayaran karena penyangga cadangan valas yang habis.

Erdogan memecat Agbal dua hari setelah kenaikan suku bunga tajam yang dimaksudkan untuk mencegah inflasi hampir 16% dan pelemahan lira.

Dalam waktu kurang dari lima bulan bekerja, Agbal telah menaikkan suku bunga sebesar 875 basis poin menjadi 19% dan mendapatkan kembali kredibilitas kebijakan saat lira bangkit dari titik nadirnya. Akan tetapi, saat ini, lira anjlok lagi.

"Ini akan menjadi hari yang gelap dan panjang pada hari Senin," kata seorang manajer dana lokal.

Cristian Maggio, ahli strategi di TD Securities, telah memperkirakan depresiasi lira 10% -15% selama beberapa hari mendatang.

"Perombakan menunjukkan sifat keputusan kebijakan yang tidak menentu di Turki, terutama yang berkaitan dengan masalah moneter (dan risiko) yang lebih longgar, tidak ortodoks, dan akhirnya sebagian besar kebijakan pro-pertumbuhan mulai sekarang," katanya seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Turki tetap pertimbangkan datangkan lagi rudal S-400 dari Rusia, meski ada sanksi AS

Sumber Reuters juga bilang, dalam pembicaraan dengan para bankir Turki, Kavcioglu mengatakan setiap perubahan kebijakan akan bergantung pada penurunan inflasi, yang menurutnya adalah tujuan utama.

Kavcioglu mengatakan pendekatan kebijakan saat ini akan berlanjut, sumber itu menambahkan. Bank sentral tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini.

Dalam pernyataan sebelumnya pada hari Minggu, Kavcioglu mengatakan bank akan fokus pada penurunan inflasi secara permanen, yang telah terjebak di level dua digit selama sebagian besar empat tahun terakhir.

Baca Juga: AS beri sanksi, Turki tetap pertimbangkan beli kembali rudal S-400 dari Rusia

Kavcioglu telah mendukung pandangan tidak ortodoks yang dianut oleh Erdogan. Dia menulis suku bunga tinggi secara tidak langsung menyebabkan inflasi meningkat, di kolom surat kabar bulan lalu.

Selanjutnya: Yunani dan Turki memanas lagi, kapal Turki survei di perairan yang disengketakan




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×