Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BRUSSELS. Menteri Keuangan Eropa berencana menambah lagi dana penyelamatan Eropa pada bulan depan. Dengan demikian, Yunani dan Italia berada di garis depan dalam memerangi krisis utang yang dihadapinya.
Yunani diharuskan memberikan pernyataan penerimaan persyaratan bailout untuk bisa mendapatkan pinjaman pada akhir November mendatang senilai 8 miliar euro atau US$ 11 miliar. Sementara, Italia ditekan untuk merealisasikan janji pemangkasan anggaran.
"Ada dua jalan besar, kami sudah melakukan bagian kami. Yunani diharapkan menjalankan bagiannya. Sangat penting sekali bahwa seluruh pihak yag terkait kembali memberikan kepercayaan yang sudah hilang," papar European Union Economic and Monetary Commissioner Olli Rehn setelah menggelar pertemuan di Brussels.
Seperti yang diketahui, Eropa saat ini tengah berjuang untuk mendapatkan bantuan dalam mengatasi krisisnya setelah terjadi drama politik di Yunani dan Italia yang menyebabkan guncangan pasar finansial serta melorotnya kepercayaan internasional pada bulan lalu.
"Ini bukan sekadar krisis yang dapat diselesaikan secara cepat. Ini merupakan monster yang memiliki banyak kepala," jelas Menteri Keuangan Belanda Jan Kees de Jager.
Eropa memiliki sejumlah cara untuk menekan biaya pinjaman negara-negara bermasalah. Pertama, dengan mengeluarkan sertifikat perlindungan parsial, yang merupakan suatu bentuk asuransi untuk penjualan obligasi. Salah satu poin yang belum diputuskan adalah apakah sertifikat tersebut akan tetap digabung dengan obligasi atau diperdagangkan secara bebas.
Pilihan kedua adalah menciptakan satu atau lebih kendaraan investasi khusus yang dapat menarik dana asing untuk berinvestasi pada obligasi negara-negara Eropa yang bermasalah. Misalnya saja dari dana asing, investor swasta, atau dana dari emerging market yang besar seperti China dan Rusia.