Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Menurut perhitungan Reuters, Eropa menjadi wilayah pertama di seluruh dunia yang melewati 50 juta kasus virus corona pada hari Senin (19/7/2021). Varian Delta yang lebih menular mendorong rekor lonjakan infeksi baru setiap hari di kawasan ini.
Wilayah ini mengalami satu juta infeksi baru setiap delapan hari dan telah melaporkan hampir 1,3 juta kematian sejak pandemi dimulai.
Varian Delta, yang secara signifikan lebih menular daripada versi asli Covid-19, telah terdeteksi di sekitar 100 negara dan sekarang menjadi varian dominan di seluruh dunia.
Kondisi ini turut mempengaruhi pasar saham Benua Biru. Pasar saham Eropa menghadapi tekanan cukup dalam pada hari Senin dengan penurunan lebih dari 2%. Ini merupakan sesi terburuk yang dialami dalam sembilan bulan terakhir. Investor rupanya cemas, varian Delta yang menyebar cepat dapat memperlambat pemulihan ekonomi global.
Baca Juga: Inggris akhiri aturan wajib masker di dalam ruangan
"Investor sangat khawatir bahwa ... penguncian lain bisa diberlakukan selama satu hingga dua bulan ke depan," kata Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell.
Dia menambahkan, "Covid menyebar dengan cepat dan maskapai penerbangan, restoran, dan perusahaan rekreasi mungkin tidak mendapatkan keuntungan musim panas yang telah lama mereka harapkan."
Eropa tetap menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak terburuk di seluruh dunia dan telah menyumbang 27% kasus global dan 31% kematian global.
Menurut penghitungan Reuters, butuh 194 hari bagi Eropa untuk beralih dari 25 juta menjadi 50 juta kasus. Sementara 25 juta kasus pertama dilaporkan dalam 350 hari.
Baca Juga: Kasus infeksi Covid-19 di Italia naik gara-gara pesta jalanan Piala Eropa
Rusia, negara Eropa yang paling parah terkena dampak, berada di ambang melewati 6 juta kasus.
Sementara, Inggris mengakhiri lebih dari satu tahun pembatasan penguncian Covid-19 pada hari Senin. Akan tetapi, apa yang disebut sebagai "Hari Kebebasan" dirusak oleh lonjakan infeksi dan prediksi yang suram.
Pembatasan Covid-19 diterapkan lagi di negara-negara Eropa setelah terjadi lonjakan kasus baru-baru ini.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Senin bahwa klub malam Inggris dan tempat-tempat lain dengan kerumunan besar akan meminta pelanggan untuk menunjukkan bukti vaksinasi penuh mulai akhir September.
Prancis telah menerapkan beberapa kebijakan pembatasan yang cukup ketat di Eropa, dengan mewajibkan izin kesehatan untuk membuktikan imunisasi di berbagai tempat mulai awal Agustus dan mewajibkan vaksinasi bagi petugas kesehatan.
Baca Juga: Ini alasan Inggris pertahankan aturan karantina bagi pelancong dari Prancis
Belanda pekan lalu mengumumkan akan menerapkan kembali pedoman kerja dari rumah karena melonjaknya infeksi Covid-19, hanya beberapa minggu setelah mencabutnya. Belanda juga melakukan pembatasan pada bar, restoran, dan klub malam.
Yunani akan meminta pelanggan di restoran, bar, dan kafe dalam ruangan untuk membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi untuk memerangi lonjakan infeksi.