kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Eropa Rancang Pengaturan Keamanan Ukraina, Kesampingkan Opsi Pengiriman Pasukan


Rabu, 26 Maret 2025 / 23:45 WIB
Eropa Rancang Pengaturan Keamanan Ukraina, Kesampingkan Opsi Pengiriman Pasukan
ILUSTRASI. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Downing Street di London, Inggris, 1 Maret 2025. Upaya negara-negara Eropa dalam merancang pengaturan keamanan bagi Ukraina kini lebih berfokus pada alternatif selain pengiriman pasukan.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - PARIS/BRUSSELS. Upaya negara-negara Eropa dalam merancang pengaturan keamanan bagi Ukraina kini lebih berfokus pada alternatif selain pengiriman pasukan. Hal ini disebabkan oleh kendala politik dan logistik, serta penolakan dari Rusia dan Amerika Serikat terhadap rencana tersebut.

Prancis, yang bekerja sama dengan Inggris dalam merancang berbagai opsi, akan menjadi tuan rumah bagi 30 pemimpin dan delegasi dari sekitar 30 negara dalam pertemuan pada Kamis mendatang. 

Pertemuan ini merupakan bagian dari "koalisi negara-negara yang bersedia" untuk menyusun solusi keamanan bagi Ukraina.

Baca Juga: Parlemen Uni Eropa Ingin Jerman Kirim Rudal Taurus ke Ukraina

Sebelumnya, London dan Paris telah mempertimbangkan rencana pengiriman ribuan pasukan ke Ukraina untuk menjaga gencatan senjata di masa depan. Namun, para diplomat menyebutkan bahwa kemungkinan tersebut semakin kecil. 

“Mereka mulai menjauh dari gagasan pasukan darat dan mencari solusi yang lebih realistis,” ujar seorang diplomat Eropa. 

Diplomat lain menambahkan bahwa dengan situasi di lapangan dan kebijakan pemerintahan AS saat ini, pengiriman pasukan menjadi kurang menarik.

Ukraina telah menegaskan bahwa jaminan keamanan dari negara-negara Barat sangat penting untuk mencegah serangan Rusia di masa depan. 

Baca Juga: AS dan Rusia Akan Bertemu di Arab Bahas Perdamaian Perang Ukraina dan Rusia

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sebelumnya mengusulkan pengiriman ribuan pasukan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian, namun hingga kini belum mendapat dukungan konkret dari Washington. 

Sementara itu, Rusia menyatakan tidak akan pernah menyetujui kehadiran pasukan NATO di Ukraina.

Alternatif Keamanan 

Pembahasan di Paris akan difokuskan pada berbagai langkah untuk memperkuat Ukraina secara militer, termasuk pemantauan gencatan senjata terbatas yang mencakup target laut dan infrastruktur energi. 

Seorang pejabat senior Eropa menyebutkan bahwa jaminan keamanan yang ditawarkan bersifat fleksibel dan akan sangat bergantung pada situasi di lapangan.

Meski opsi pengiriman pasukan skala besar semakin kecil, beberapa negara tetap membuka kemungkinan mengirim personel militer untuk memberikan pelatihan dan dukungan teknis. 

Sebuah dokumen konsep yang dilihat oleh Reuters menyebutkan kemungkinan kehadiran pasukan penjaga perdamaian di Ukraina sebagai bagian dari penyelesaian damai di masa depan dengan dukungan Amerika Serikat.

Baca Juga: Uni Eropa Adopsi Sanksi Baru Rusia dengan Target Tiongkok

Seorang pejabat pertahanan Eropa menegaskan bahwa meskipun saat ini tidak ada rencana konkret untuk pengerahan pasukan, diskusi tersebut tetap penting untuk menciptakan momentum bagi peran Eropa dalam keamanan regional. 

Jika pengerahan pasukan tidak dilakukan, Eropa masih dapat berkontribusi dengan memperkuat pasukan di negara-negara tetangga seperti Rumania atau meningkatkan kehadiran NATO di Eropa Timur. 

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bahkan mengusulkan perluasan ketentuan pertahanan NATO untuk mencakup jaminan keamanan bagi Ukraina, meskipun negara itu bukan anggota aliansi tersebut.

Para diplomat menilai bahwa opsi ini dapat memberikan perlindungan bagi Ukraina dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pengerahan pasukan secara langsung. 

Baca Juga: Kecewa Berat, Ukraina Ingatkan NATO Soal Perjanjian 30 Tahun Lalu, Apa Isinya?

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, menyatakan bahwa kemungkinan misi pemantauan PBB di Ukraina masih bersifat spekulatif dan memerlukan mandat resmi sebelum dapat dilaksanakan.

Diskusi keamanan ini menunjukkan bahwa Eropa berupaya mencari solusi yang dapat diterapkan dalam jangka panjang. Meski belum ada keputusan final, pertemuan di Paris menjadi langkah penting dalam menentukan peran Eropa dalam mendukung stabilitas di Ukraina.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×