Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Kerumunan massa yang marah mendesak masuk ke markas polisi di Minneapolis dan membuat kantor polisi yang sebelumnya dievakuasi terbakar hebat. Gubernur negara bagian Minnesota memanggil Garda Nasional dan mengumumkan keadaan darurat.
Apa yang dimulai sebagaiaksi damai memuncak jadi aksi kerusuhan pada Kamis malam (28/5) ketika pemrotes melampiaskan kemarahan mereka atas kematian pria kulit hitam George Floyd. Rekaman video yang tersebar di media sosial menunjukkan dia sedang terengah-engah kehabisan nafas, sementara seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya.
Gubernur Negara Bagian Minnesota, Tim Walz, mengumumkan keadaan situasi darurat di kota Minneapolis setelah saluran gas terputus. Dia kemudian meminta bantuan Garda Nasional untuk menertibkan situasi. Garda Nasional di Minnesota mengatakan telah mengirim 500 pasukan untuk memulihkan keamanan.
Kantor polisi yang sempat dievakuasi terbakar dengan api yang membubung setelah beberapa demonstran menerobos hambatan di sekitar gedung, menghancurkan jendela dan meneriakkan slogan-slogan kemarahan. Ketika gedung itu terbakar, ribuan massa berkumpul dan terus melanjutkan aksi protes.
Para pengunjuk rasa bereaksi atas kematian pekerja restoran George Floyd, 49 tahun, yang diperiksa polisi dengan tangan diborgol lalu „dikunci“ di tanah dengan tekanan lutut di leher oleh seorang polisi selama beberapa menit, hari Senin (25/5). George Floyd kemudian kehilangan kesadaran dan meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit.
Media lokal melaporkan, empat petugas kepolisian yang terlibat dalam insiden tersebut telah dipecat, dan pengusutan sedang dilakukan polisi federal FBI.
Insiden itu mengundang kecaman luas, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang meminta Amerika Serikat untuk mengambil "tindakan serius" menghentikan pembunuhan warga Afrika-Amerika yang tidak bersenjata.