Sumber: The Moscow Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Penduduk Desa Nenoksa di pesisir Pantai Laut Putih di Far North, Rusia, mendapat pemberitahuan untuk mengevakuasi diri pada Selasa (7/7), menjelang pekerjaan di pangkalan rudal di mana kecelakaan nuklir mematikan terjadi musim panas lalu.
Melansir The Moscow Times, pada Minggu (5/7), sebuah unggahan di situs pemerintah setempat mengatakan, dari jam 6 pagi pada 7 Juli hingga 6 sore pada 8 Juli, Nenoksa akan berada di "zona bahaya" karena pusat ilmiah unit militer 09703 Rusia akan melakukan pekerjaan.
Hanya, pemerintah setempat tidak menyebutkan secara perinci, pekerjaan apa yang akan pangkalan rudal Rusia tersebut lakukan.
Baca Juga: Rusia mengaku tidak tahu situasi darurat terkait partikel nuklir di laut Baltik
Yang jelas, pemerintah setempat juga mengeluarkan peringatan untuk kapal yang berlayar di Laut Putih. Mereka akan menyediakan lima bus bagi warga Nenoksa yang akan meninggalkan desa mereka pada pukul 5 pagi Selasa (7/7).
Pada Agustus tahun lalu, sebuah ledakan di dekat lokasi pengujian Nenoksa selama uji coba mesin peluncur rudal menewaskan lima pekerja fasilitas nuklir Rusia dan menyebabkan lonjakan radiasi.
The Moscow Times melaporkan, para dokter yang merawat para korban ledakan tersebut menyebutkan, mereka korban kecelakaan nuklir, yang menyebabkan salah satu dari mereka terkontaminasi radioaktif cesium-137.
Baca Juga: AS dan Rusia mulai pembicaraan nuklir, siapa paling banyak punya hulu ledak?
Kerahasiaan seputar kecelakaan itu menyebabkan pengamat berspekulasi, ledakan itu melibatkan rudal jelajah antarbenua bertenaga nuklir Burevestnik, yang mendapat juluki SSC-X-9 Skyfall dari NATO.
Bulan lalu, pihak berwenang di Norwegia, Swedia, dan Finlandia menyatakan, mereka telah mendeteksi peningkatan kecil dalam tingkat radioaktivitas.
Menurut sebuah pusat penelitian Belanda, sumbernya mungkin adalah Rusia Barat dan "menunjukkan kerusakan pada elemen bahan bakar di pembangkit listrik tenaga nuklir".