Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Banyak perusahaan digital kini mulai bergerak, termasuk Google, yang mengatakan telah mendeteksi dan memblokir phishing di Gmail dan mengeluarkan peringatan kepada penggunanya.
"Para peretas sebagian besar menargetkan orang-orang di Amerika Serikat, serta beberapa di Inggris dan Eropa, dalam kampanye yang berjalan sejak pertengahan 2020," ungkap Facebook dalam laporannya.
Dalam kasus ini Facebook menemukan bahwa aktivitas para peretas telah berkembang dari yang sebelumnya lebih banyak berkonsentrasi pada sektor IT dan industri lainnya di Timur Tengah.
Penyelidikan menemukan bahwa sebagian dari malware yang digunakan oleh kelompok tersebut dikembangkan oleh Mahak Rayan Afraz (MRA), sebuah perusahaan IT
yang berbasis di Teheran.
Berdasarkan penelusuran Reuters, MRA memang telah memiliki banyak keterkaitan dengan spionase dunia maya. Tahun lalu, perusahaan keamanan siber Recorded Future mengatakan MRA adalah salah satu dari beberapa kontraktor yang dicurigai melayani Pasukan Quds elit IRGC.