kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Filipina: China Sengaja Membuat Masalah di Laut China Selatan


Rabu, 06 Maret 2024 / 14:42 WIB
Filipina: China Sengaja Membuat Masalah di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Bendera nasional Filipina dan China di Beijing,?China, 23 Januari 2017. REUTERS/Damir Sagolj


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Keributan antara Filipina dan China di Laut China Selatan terus berlanjut. Kali ini, Filipina secara terbuka menyebut China telah dengan sengaja membuat masalah di perairan strategis tersebut.

Juru bicara satuan tugas militer Filipina di Laut China Selatan, Jonathan Malaya, mengatakan bahwa Filipina akan terus menjalankan hak-hak maritimnya di kawasan tersebut.

"China dengan jahat membuat heboh situasi. Filipina tidak akan bisa dihalangi untuk melaksanakan hak maritimnya. Jalur airnya cukup lebar bagi kedua negara untuk hidup berdampingan secara damai," kata Malaya, dikutip Reuters.

Baca Juga: China-Filipina Memanas di Laut China Selatan, Ini 2 Insiden yang Terjadi

Kecaman Malaya ini keluar satu hari setelah Filipina menuduh penjaga pantai China mengganggu, memblokir dan menembakkan meriam air ke kapal milik Filipina.

Kapal-kapal tersebut sedang melaksanakan misi pengiriman pasokan rutin untuk tentara Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal di Laut China Selatan.

"Tindakan penjaga pantai China bersifat provokatif, ilegal, dan tidak pantas bagi petugas penjaga pantai," kata Malaya.

Baca Juga: KTT ASEAN-Australia Dimulai, Fokus Bahas Keamanan Maritim di Laut China Selatan

Filipina, pada hari Selasa, memanggil wakil kepala perwakilan China di Manila untuk memprotes tindakan agresif yang dilakukan Angkatan Laut China terhadap misi pasokan militer Filipina yang ditempatkan di perairan dangkal Laut Cina Selatan.

Filipina dan China terjebak dalam sengketa wilayah meskipun ada keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016, yang menyatakan bahwa klaim China tidak memiliki landasan hukum. Sayangnya, China menolak keputusan itu.

China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, yang merupakan jalur perdagangan kapal senilai lebih dari US$3 triliun setiap tahunnya. Klaim itu membuat China berselisih denan sejumlah negara ASEAN termasuk Filipina, Malaysia, Brunei, dan Vietnam.




TERBARU

[X]
×